View Full Version
Ahad, 07 Jul 2013

Hobi Tuding NarcoTerrorism, Anggota Densus 88 Ternyata Bandar Narkotika

JAKARTA (voa-islam.com) – Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen (Purn) Ansyaad Mbai memberikan pernyataan ngawur bahwa NarcoTerrorism akan menjadi ancaman ke depan di negeri ini.

Ansyaad menuding bahwa NarcoTerrorism merupakan satu istilah dari penggabungan kejahatan narkotika dan terorisme (baca: Mujahidin). Lebih dari itu, Mbai juga melontarkan fitnah keji kepada Fadli Sadama yang divonis 11 tahun penjara karena menyalurkan persenjataan untuk amaliah fa’i dan jihad di Medan, Sumatra Utara.

Menurut Ansyaad, selain melakukan perampokan, Fadli Sadama telah meraup uang dari hasil bisnis narkotika. “Tren ke depan justru ancaman yang paling berbahaya NarcoTerrorism,” kata Mbai, pada Rabu (18/4/2012) di Jakarta.

Saat itu, banyak pihak yang mengecam pernyataan ngawur dan fitnah Ansyaad Mbai, seperti Koordinator TPM, H Achmad Michdan dan Pemerhati Kontra-Terorisme dan Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Ustadz Harits Abu Ulya.

...Adalah Komisaris Polisi (Kompol) AD, anggota Densus 88 Anti Teror Mabes Polri justru yang terbukti sebagai pemakai, pemasok dan bandar narkotika...

Ahmad Michdan yang pernah menangani kasus Fadli Sadama menyampaikan tanggapan bahwa pernyataan Ansyaad Mbai itu ngawur. “Pernyataan Asyaad itu ngawur, tidak benar!” tegas pengacara senior ini kepada voa-islam.com pada Kamis (19/4/2012).

Sampai saat ini, tuduhan Mbai dan BNPT tersebut belum terbukti sama sekali kepada para mujahidin yang dituduh teroris terkait fitnah itu. Sebaliknya, hobi Ansyad Mbai dan BNPT yang kerap kali menuduh dan memfitnah para mujahidin, sekarang ini kena batunya.

Adalah Komisaris Polisi (Kompol) AD, anggota Densus 88 Anti Teror Mabes Polri justru yang terbukti sebagai pemakai, pemasok dan bandar narkotika. Selain itu, perwira yang juga bertugas di Bareskrim Polri tersebut, baru-baru ini melakukan kejahatan yang lain.

AD masuk ke kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) secara paksa dan naik ke lantai enam, Kamis (4/7/2013). Tanpa kejelasan, dia mengambil sejumlah dokumen yang ada di lantai tempat Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Benny J Mamoto berkantor.

...AD merupakan perwira yang pernah bertugas di satuan “burung hantu” Densus 88 Anti Teror dan berada di bawah garis koordinasi langsung Kapolri. Dia juga pernah diperbantukan di Badan Narkotika Nasional (BNN) saat digawangi oleh Komjen (Purn) Gories Merre....

“AD itu memaksa masuk kepada petugas keamanan untuk ke lantai enam,” kata Benny seperti dilansir detikcom, pada Jum’at (5/7/2013).

Aksi AD yang berlangsung sekitar pukul 19.30 WIB ini terekam kamera pengintai (CCTV) yang terpasang di beberapa titik di ruang tersebut. Hasil rekaman CCTV, AD membawa dua folder yang ada di salah satu ruangan tanpa izin.

Namun pihak BNN belum dapat memastikan apa saja isi dokumen yang dibawa tersebut. “Ada dua bundel berkas, isi berkas macam-macam. Saya tidak tahu persis apa saja. Satu dibawa tas satu lagi ditenteng,” tambahnya.

AD merupakan perwira yang pernah bertugas di satuan “burung hantu” Densus 88 Anti Teror dan berada di bawah garis koordinasi langsung Kapolri. Dia juga pernah diperbantukan di Badan Narkotika Nasional (BNN) saat digawangi oleh Komjen (Purn) Gories Merre.

...Akhirnya nama AD muncul saat pengungkapan bandar besar narkotika oleh Direktorat Tindak Pidana (Dit Tipid) Narkotika Bareskrim Polri, di Perumahan Taman Surya V Blok JJ 5 No 23, RT 8 RW 3, Pegadungan, Jakarta Barat 18 September 2012 lalu...

Namun belakangan, dia terindikasi sebagai pengguna dan bandar narkotika yang akhirnya didepak dari BNN. AD juga tercatat bertugas di Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Tipid Eksus) Bareskrim Polri setelah didepak dari BNN.

Setelah itu jejaknya hilang, sampai akhirnya nama AD muncul saat pengungkapan bandar besar narkotika, Andre Samsul Malik (36 tahun) oleh Direktorat Tindak Pidana (Dit Tipid) Narkotika Bareskrim Polri.

Andre Samsul Malik ditangkap di Perumahan Taman Surya V Blok JJ 5 No 23, RT 8 RW 3, Pegadungan, Jakarta Barat 18 September 2012 lalu. Saat penggrebekan, aparat mendapatkan lencana BNN dari bandar kakap narkotika tersebut.

Andre mengaku lencana tersebut didapat dari AD. Lencana itu digunakan untuk memuluskan bisnis narkotika yang dikelolanya bersama AD. Diakui Andre, lencana tersebut adalah milik dari AD yang kemudian digunakan bandar untuk memuluskan bisnis haramnya. [Khalid Khalifah]

BERITA TERKAIT :

1. Narco-Terrorism Propaganda Busuk BNPT

2. Ustadz Baasyir: Istilah Narcoterrorism Itu Wahyu Setan!

3. Perangi Mujahidin, Gories Mere Gunakan Nama Narcoterrorism

4. Narcoterrorism, Operasi Brutal Densus Dikendalikan Gories Mere

5. Narkoterorisme Vs Mbaiterorisme


latestnews

View Full Version