JAKARTA (voa-islam.com) – Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Ustadz Harits Abu Ulya beberapa waktu lalu (Jum’at, 15/6/2012) menyatakan, istilah Narco-Terrorism merupakan propaganda busuk dan fitnah keji Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyad Mbai terhadap Islam dan para mujahidin.
“Yang lebih penting lagi, kita menangkap “Narkoterorisme” sebagai opini yang gegabah dan sengaja atau tidak, telah menyudutkan umat Islam,” kata Ustadz Harits dalam makalahnya yang berjudul “Narkoterorisme = Penyesatan Opini”.
Terminologi dalam Narco-Terrorism, kemungkinan besarnya untuk membuka simbiosis mutualisme (perselibatan) antara Kepala BNPT Ansyad Mbai yang phobi Islam dengan Kepala BNN Gories Mere yang Salibis Fundamentalis untuk memberangus para aktifis Islam.
“Padahal sejatinya, kebenaran “Narkoterorisme” sangat debateble. Karenanya tidak salah jika munculnya ungkapan ini dari BNPT (Ansyad Mbai -red) beberapa bulan lalu, dinilai sebagai propaganda dan opini yang tedensius dalam konteks kontra-terorisme,” imbuhnya.
...Kini, pernyataan kedua asatidz tersebut sudah terbukti. Sebaliknya, tuduhan dan fitnah keji Densus 88 dan BNPT yang hobi menuding bahwa Narco-Terrorism akan dijadikan alat para teroris (baca: mujahidin) untuk meraup dana guna aksi terorisme (baca: amaliyah jihad) tak terbukti sama sekali...
Pemerhati Kontra-Terorisme ini juga menegaskan bahwa dalam konteks Narco-Terrorism, disini justru bisa dilihat bagaimana bahayanya terminologi tersebut via konsistensi alur berfikir yang dikembangkan oleh BNPT tentang terorisme.
“Dalam isu “Narkoterorisme”, saya lebih memilih istilah yang lebih tepat “Mbaiterorisme”. Sebuah istilah yang menggambarkan pemikiran tentang terorisme dalam konteks Indonesia versinya Ansyad Mbai (Kepala BNPT -red),” ujarnya.
Senada dengan Ustadz Harits Abu Ulya, ulama kharismatik asal Solo Ustadz Abu Bakar Ba’asyir juga menerima sinyal yang serupa. Ustadz Ba’asyir menjelaskan, istilah Narco-Terrorism yang dilontarkan Kepala BNPT Ansyaad Mbai merupakan fitnah keji untuk memberangus mujahidin di Indonesia.
Ustadz Ba’asyir mengatakan, bahwa begitulah karakter orang kafir, phobia dan selalu membuat makar jahat terhadap umat Islam khususnya para mujahidin. Bahkan Amir JAT ini menegaskan jika istilah Narco-Terrorism itu adalah wahyu setan yang diterima Mbai.
...Justru sekarang ini, anggota Densus 88 berinisial Kompol AD yang telah terbukti menjadi pengguna, pemasok dan bandar narkotika kelas kakap di Indonesia, bahkan di luar negeri...
“Istilah yang digunakan Ansyaad Mbai itu wahyu setan. Jadi Ansyaad Mbai itu mendapat wahyu dari setan!” tegasnya, di sel Bareskrim Mabes Polri, Selasa (24/4/2012).
Kini, pernyataan kedua asatidz tersebut sudah terbukti. Sebaliknya, tuduhan dan fitnah keji Densus 88 dan BNPT yang hobi menuding bahwa Narco-Terrorism akan dijadikan alat para teroris (baca: mujahidin) untuk meraup dana guna aksi terorisme (baca: amaliyah jihad) tak terbukti sama sekali.
Justru sekarang ini, anggota Densus 88 berinisial Kompol AD yang telah terbukti menjadi pengguna, pemasok dan bandar narkotika kelas kakap di Indonesia, bahkan di luar negeri. Hal ini terungkap saat Direktorat Tindak Pidana (Dit Tipid) Narkotika Bareskrim Polri membekuk bandar narkotika kelas kakap Andre Samsul Malik (36 tahun).
Saat penggrebekan yang berlangsung di Perumahan Taman Surya V Blok JJ 5 No 23, RT 8 RW 3, Pegadungan, Jakarta Barat 18 September 2012 lalu, aparat Dit Tipid Narkotika Bareskrim Polri mendapatkan lencana BNN dari Andre Samsul Malik .
Andre mengaku lencana tersebut didapat dari AD. Lencana itu digunakan untuk memuluskan bisnis narkotika yang dikelolanya bersama AD. Diakui Andre, lencana tersebut adalah milik dari AD yang kemudian digunakan bandar untuk memuluskan bisnis haramnya. [Khalid Khalifah]
BERITA TERKAIT :
1. Narco-Terrorism Propaganda Busuk BNPT
2. Untuk Perangi Mujahidin Gories Mere Gunakan Kemasan Narcoterrorism
3. Narcoterrorism Bukti Operasi Brutal Densus Dikendalikan Gories Mere