SOLO (voa-islam.com) – Memang sudah sewajarnya bagi orang-orang kafir itu, hidupnya didunia ini hanyalah untuk berbuat kerusakan. Sama halnya dengan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. Mereka tidak akan henti-hentinya untuk berbuat kerusakan dengan melakukan maksiat sebanyak-banyaknya.
Hal ini dikatakan oleh Ustadz Khoirul RS saat menanggapi adanya anggota pasukan berlogo burung hantu tersebut yang terbukti sebagai pengguna, pemasok dan bandar narkotika.
Tidak hanya memakai narkotika, mengkonsumsi miras juga sudah menjadi bagian “ritual” Densus 88 sebelum menangkap seseorang yang diduga sebagai teroris.
...Kalau soal maksiat (mengkomsumsi miras dan narkotika -red), karena memang mereka yang tergabung dalam Densus 88 itu orang kafir, dan dikendalikan negara kafir. Kalau moral dan kelakuannya seperti itu nggak ada yang aneh, biasa...
Ustadz Khoirul mengungkapkan, sebelum menangkap salah seorang yang dituduh teroris di Baki Sukoharjo beberapa waktu lalu, anggota Densus 88 kepergok warga sedang bersiap-siap memakai perlengkapannya sambil menenggak miras. Hal itu bukanlah suatu yang aneh karena mayoritas anggota Densus 88 adalah orang kafir.
“Kalau soal maksiat (mengkomsumsi miras dan narkotika -red), karena memang mereka yang tergabung dalam Densus 88 itu orang kafir, dan dikendalikan negara kafir. Kalau moral dan kelakuannya seperti itu nggak ada yang aneh, biasa,” kata Ketua DPW FPI Solo Raya ini kepada voa-islam.com pada Minggu (7/7/2013).
Perilaku anggota Densus 88 yang sedemikan keji dan brutalnya itu, lanjut Ustadz Khoirul, sebetulnya sudah sesuai fitroh. Fitrohnya orang-orang kafir adalah berbuat seperti binatang, dan bahkan lebih keji daripada binatang.
...Tapi yang aneh, kenapa ada (anggota Densus 88 -red) yang terbukti memakai, tidak segera ditangkap? Justru dia malah bebas berkeliaran...
Namun yang menjadi pertanyaan besar bagi Ustadz Khoirul, kenapa anggota Densus 88 berinisial Kompol AD yang memakai narkotika tidak segera di tangkap dan di penjara.
Justru dia dibiarkan bebas berkeliaran, hingga pada Kamis (4/7/2013) malam lalu masuk secara paksa ke kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) dan mencuri beberapa folder atau file.
“Orang-orang kafir itu sejelek-jelek binatang. Jadi kalau kelakuannya sudah seperti binatang itu klop, alias pas namanya. Tapi yang aneh, kenapa ada (anggota Densus 88 -red) yang terbukti memakai, tidak segera ditangkap? Justru dia malah bebas berkeliaran,” tanyanya.
Namun, anggota Dewan Syari’ah Kota Suralarta (DSKS) ini tetap berkeyakinan, seberabesarpun orang-orang kafir membuat fitnah keji dan makar terhadap orang Islam, seperti makar Densus 88 yang merupakan penjahat dunia, pasti akan dimenangkan oleh makar Allah Swt.
...Allah paling tinggi (makar-Nya -red) dan Allah paling bisa membunuh siapa saja dengan perantara apapun dan siapapun. Insya Allah...
“Allah paling tinggi (makar-Nya -red) dan Allah paling bisa membunuh siapa saja dengan perantara apapun dan siapapun. Insya Allah,” tegasnya.
Seperti yang telah diberitakan www.voa-islam.com sebelumnya, anggota Densus 88 berinisial Kompol AD telah terbukti menjadi pengguna, pemasok dan bandar narkotika kelas kakap di Indonesia. Hal ini terungkap saat Direktorat Tindak Pidana (Dit Tipid) Narkotika Bareskrim Polri membekuk bandar narkotika kelas kakap bernama Andre Samsul Malik (36 tahun).
Saat penggrebekan yang berlangsung di Perumahan Taman Surya V Blok JJ 5 No 23, RT 8 RW 3, Pegadungan, Jakarta Barat 18 September 2012 lalu, aparat Dit Tipid Narkotika Bareskrim Polri mendapatkan lencana BNN dari Andre Samsul Malik.
Andre mengaku lencana tersebut didapat dari AD. Lencana itu digunakan untuk memuluskan bisnis narkotika yang dikelolanya bersama AD. Diakui Andre, lencana tersebut adalah milik dari AD yang kemudian digunakan bandar untuk memuluskan bisnis haramnya. [Khalid Khalifah]
BERITA TERKAIT: