View Full Version
Selasa, 09 Jul 2013

Kapolri Harus Bongkar Anggota Densus 88 Pemakai Narkoba Sampai Akarnya

JAKARTA (voa-islam.com) – Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM), HM Mahendradatta, SH MA MH Ph.D menyatakan jika biaya operasi pemberantasan terorisme di Indonesia sangat mahal dan besar, mulai dari “penculikan” hingga proses persidangan aktivis Islam yang dituduh sebagai teroris.

Namun anehnya, laporan keuangan tahunan yang disampaikan ke DPR atau publik oleh Densus 88 maupun Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai instansi yang menangani langsung tindak pemberantasan terorisme hanya sedikit sekali.

“Itu arahnya, dana operasi anti terorisme sangat mahal. Sedangkan dalam laporan APBN maupun bantuan luar negeri yang di declare (dilaporkan -red) sangat sedikit,” kata Mahendradatta kepada voa-islam.com melalui pesan blackberry messenger pada Minggu (7/7/2013).

...Itu arahnya, dana operasi anti terorisme sangat mahal. Sedangkan dalam laporan APBN maupun bantuan luar negeri yang di declare (dilaporkan -red) sangat sedikit...

Mahendra menuturkan, jika ada anggapan bahwa dana operasional Densus 88 berasal dari Amerika atau Australia tidaklah berlebihan. Selain itu, banyak pula pihak yang mencurigai adanya “main mata” antara Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan Densus 88.

Sebab, saat BNN masih dipimpin oleh Gories Merre, Jendral beragama Kristen Fundamental, Gories Merre seringkali terlihat dan terlibat dalam sejumlah kasus terorisme.

Contohnya, kata Mahendra adalah ketika keterlibatan Gories Merre terungkap saat insiden dan konflik dengan Lanud TNI-AU di Medan, Sumatera Utara.

...Sehingga tidak bisa disalahkan bila ada orang yang menduga bahwa ada kaitan antara pendanaan operasi (Densus 88 -red) dengan konsensi perdagangan narkotika...

Disamping itu, terungkapnya kasus anggota Densus 88 berinisial Kompol AD yang terbukti memakai dan menjadi bandar narkotika semakin menguatkan adanya campur tangan BNN dan Gories Merre dalam kasus terorisme di Indonesia.

“Sehingga tidak bisa disalahkan bila ada orang yang menduga bahwa ada kaitan antara pendanaan operasi (Densus 88 -red) dengan konsensi perdagangan narkotika,” tegasnya.

Untuk itu, dari sejumlah peristiwa yang sudah terjadi, Mahendra menyatakan harus ada niatan serius dari pihak Polri untuk mengungkap dan membongkar pendanaan “gelap” yang selama ini digunakan Densus 88.

...Karenannya, Kapolri harus turun tangan langsung menginvestigasi (dan membongkar -red) insiden Kompol AD sampai ke akarnya...

Hal ini, lanjut Mahendra, harus ditangani langsung oleh orang nomor satu di Korps Bhayangkara, yakni Kapolri. Selain itu, Kapolri juga harus mengungkap secara transparan dan siapa saja yang terlibat dalam bisnis haram narkotika yang dikelola anggota Densus 88 tersebut.

Apakah bisnis tersebut dikelola sendiri oleh Kompol AD? Atau memang ada intruksi khusus dari instansi yang menaunginya, yakni Densus 88 untuk meraup dana dari bisnis setan narkotika tersebut guna operasi pemberantasan terorisme?

“Karenannya, Kapolri harus turun tangan langsung menginvestigasi (dan membongkar -red) insiden Kompol AD sampai ke akarnya,” tandasnya. [Khalid Khalifah]

BERITA TERKAIT:

  1. Terbukti! NarcoTerorism Adalah Fitnah Keji BNPT Pada Islam & Mujahidin
  2. Narco-Terrorism Propaganda Busuk BNPT
  3. Ustadz Baasyir Istilah Narcoterrorism Itu Wahyu Setan!
  4. Untuk Perangi Mujahidin Gories Mere Gunakan Nama Narcoterrorism
  5. Narcoterrorism Bukti Operasi Brutal Densus Dikendalikan Gories Mere
  6. Hobi Tuding NarcoTerrorism, Anggota Densus 88 Ternyata Bandar Narkotika
  7. Terbukti Memakai Narkotika, Kenapa Anggota Densus 88 Tak Ditangkap?

latestnews

View Full Version