JAKARTA (voa-islam.com) - Sheikh Al-Azhar Ahmad Thayyib, mendukung kudeta militer terhadap Presiden Mesir, Muhammad Mursi.
Namun menurut Sekjen Persaudaraan Muslim Indonesia, Imam Suhardjo dukungan Syaikh Al-Azhar terebut tidak mewakili umat Islam Mesir.
“Perlu diingat bahwa Syaikh Al-Azhar itu tidak mewakili umat Islam Mesir, dia hanya mewakili institusi Al-Azhar,” kata Imam Suhardjo saat menjawab pertanyaan dari jurnalis voa-islam.com dalam konferensi pers Silaturahim Ormas-Lembaga Islam (SOLI) terkait krisis politik Mesir, di gedung PP Muhammadiyah, Senin (8/7/2013).
Imam menjelaskan selama ini secara protokoler Syaikh Al-Azhar diperlakukan layaknya menteri oleh pemerintah Mesir.
“Syaikh Al-Azhar itu secara protokoler diperlakukan sebagai layaknya menteri, sehingga kalau mengundang Syaikh Al-Azhar dari Mesir misalnya tidak boleh langsung antar institusi tetapi harus melalui G to G, antar pemerintah,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Front Ulama Al-Azhar sebenarnya telah meminta agar Syaikh Al-Azhar, Dr Ahmad Thayyib, mengundurkan diri dari jabatannya. Tuntutan tersebut datang setelah Thayyib ikutserta mendukung kudeta militer.
Dr Yahya Ismail, Sekjen Front Ulama Al-Azhar menambahkan, sikap Grand Syaikh Al-Azhar terhadap kudeta militer adalah bentuk pengkhianatan terhadap pemimpin dan tidak mewakili siapa pun selain dirinya sendiri dan bukan dari Al-Azhar. [Ahmed Widad]