View Full Version
Ahad, 14 Jul 2013

Ustadz Mudzakir: Siapapun Kafir Bila Meyakini Al Qur'an Ada Perubahan

SOLO (voa-islam.com) – Saat menjadi pembicara kajian bertema “KEUNGGULAN SUNNI TERHADAP SYI’AH” di masjid Istiqlal Sumber Solo Jateng, pada Jum’at (12/7/2013) malam, ustadz Mudzakkir mengatakan, siapapun yang berbeda pendapat soal ke-Esaan Allah, maka dia telah Kafir.

Lanjutnya, perkara yang sifatnya ushul (pokok) dalam urusan agama Islam tak boleh ada perbedaan. Siapa yang berbeda, maka telah Kafir. Sebelumnya, ustadz Mudzakkir juga berkata, siapapun yang meyakini ada manusia ma’sum selain Nabi Muhammad Saw, maka dia Kafir.

“Siapapun yang berbeda dalam hal ushul, pokok, itu Kafir. Kalau orang berbeda pendapat dengan kita, dengan muslimin, dalam soal Allah, Allah itu Esa, Allah itu begini begitu, Kafir,” tegasnya.

...Siapapun yang berbeda dalam hal ushul, pokok, itu Kafir. Kalau orang berbeda pendapat dengan kita, dengan muslimin, dalam soal Allah, Allah itu Esa, Allah itu begini begitu, Kafir...

Pimpinan Ponpes Al Islam Gumuk Solo Jateng ini menambahkan, siapapun yang meyakini bahwa Al Qur’an yang dipakai umat Islam di seluruh dunia sekarang ini sudah mengalami perubahan, maka dia Kafir.

“Menganggap Qur’an itu bukan dari Allah, menganggap Qur’an itu sudah ada perubahan, menganggap Qur’an ini bukan yang turun dari Allah itu semuanya Kafir dan, masih banyak persoalan-persoalan yang lainnya lagi,” tandasnya.

Namun, pria dengan nama kunyah Abu Faqih ini menjelaskan, jika dalam urusan furu’, sebuah perbedaan itu tidak apa-apa. “Tetapi, kalau perbedaannya dalam soal furu’, walaupun aqidah, tidak mengapa.” Katanya.

“Seperti di Solo ada sebagian saudara kita, tidak percaya kalau adzab kubur itu ada. Wis ben, lha ngko yen nyemplung neng kuburan ben dirasakno dewe (ya sudah, lha nanti kalau masuk kedalam kuburan biar dirasakan sendiri -red), gitu lho, karena itu furu’,” imbuhnya.

...Menganggap Qur’an itu bukan dari Allah, menganggap Qur’an itu sudah ada perubahan, menganggap Qur’an ini bukan yang turun dari Allah itu semuanya Kafir dan, masih banyak persoalan-persoalan yang lainnya lagi...

“Orang tidak percaya bahwa adzab kubur itu ada silahkan, kalau saya percaya. Lha wong Nabi ngajari allahumma inni a’udzubika min adzabi jahannam wa min adzabi qobri kok, mosok Nabi ngajari sing ora teges? Itu mereka tidak percaya, (karena -red) ini masalah furu’,” tuturnya.

Yo wis, nanti yen mlebu kuburan ae rasakno, gitu saja, wong podo-podo hurung dikubur kok (ya sudah, nanti kalau masuk ke kuburan aja biar dirasakan, gitu aja, kan sama-sama belum di kubur -red),” bebernya.

Ia menjelaskan, jika masalah pokok, bahwa Al Qur’an itu asli dan sebagainya, maka tidak boleh ada perbedaan. “Tapi kalau masalah yang khusus (ushul -red), semuanya, tentang Al Qur’an dan lain sebagainya tidak bisa beda, tidak ada perbedaan,” ucapnya.

...Tapi kalau masalah yang khusus (ushul -red), semuanya, tentang Al Qur’an dan lain sebagainya tidak bisa beda, tidak ada perbedaan...

Akan tetapi, para jama’ah yang hadir dalam kajian malam tersebut merasa heran dan kecewa dengan sikap ustadz Mudzakkir. Sebab, kalangan Syi’ah juga mempunyai kitab suci tersendiri bernama Mushaf Fatimah yang dianggap lebih Otentik.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini, Muhammad bin Al-Hasan As-Shafar, Syeikh Al-Ayasyi, Syeikh Al-Qummi, Seikh Al-Mufid, Thabrasyi, Kulaini, Kasyani, Nikmatullah Al-Jazairi, Al-Majlisi, Al-Hurr Al-Amili, Sayyid Al-bahrani dan masih banyak lagi bahwa, Al Qur’an yang sekarang ini sudah tidak asli lagi.

Kalangan Syi’ah juga menyatakan bahwa sahabat Ali bin Abi Tholib ra sebagai Tuhan. Namun, lagi-lagi, ustadz Mudzakkir justru mengatakan dirinya tidak bisa mengkafirkan Syi'ah dengan berbagai alasan. [Khalid Khalifah]


latestnews

View Full Version