View Full Version
Kamis, 18 Jul 2013

Aksi Boikot Produk Syiah Iran Harus Disosialisasikan Secara Massif

JAKARTA (voa-islam.com) - Sebagai bentuk protes atas intervensi Syiah Iran terhadap rezim Bashar Al-Assad yang menindas Muslim Suriah, Anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat, Ustadz Fahmi Salim, Lc, MA menyerukan agar aksi boikot produk Syiah Iran harus disosialisasikan secara massif.

“Aksi boikot produk Syiah Iran ini harus disosialisasikan secara massif. Selama ini umat Islam sudah memaklumi kalau memboikot produk Zionis atau Amerika. Tapi jangan lupa, musuh umat Islam kini bertambah satu yaitu Syiah. Hal ini sesuai dengan kesepakatan ulama ahlus sunnah dunia di Kairo kemarin, karena adanya agresi terhadap umat Islam di Suriah yang dilakukan oleh koalisi Syiah ini,” tegas Wakil Sekjen MIUMI tersebut kepada voa-islam.com, Rabu (17/7/2013).

Meskipun masih ada saja yang menganggap Syiah sebagai Muslim, namun menurut ustadz Fahmi seandainya Syiah itu dianggap Muslim tetap harus diberikan sanksi karena telah membunuhi sesama Muslim.

Aksi boikot produk Syiah Iran ini harus disosialisasikan secara massif. Selama ini umat Islam sudah memaklumi kalau memboikot produk Zionis atau Amerika. Tapi jangan lupa, musuh umat Islam kini bertambah satu yaitu Syiah...

“Kita harus terus menerus mensosialisasikan bahwa mereka ini yang katanya mengatasnamakan umat Islam tetapi ternyata membunuhi umat Islam yang menuntut hak-haknya yang sah, itu kan suatu kekejian yang sama. Jadi bukan hanya orang kafir asli yang membunuhi Muslim tapi juga orang Islam membunuhi sesama Muslim, katakanlah kalau mereka mau dikatakan sebagai Muslim, itu juga harus diboikot, diberikan sanksi, baik militer maupun ekonomi sampai mereka taubat,” tegasnya.

Selain aksi boikot, ia juga berharap bila negeri-negeri Muslim bisa memberikan sanksi lainnya seperti sanski militer dan politik dengan menarik duta besar dari Iran.

“Mereka bisa dikenakan sanksi ekonomi dengan melakukan embargo dan boikot. Lalu sanksi politik dengan menurunkan status misi diplomatik, seperti duta besarnya ditarik,” tutupnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version