JAKARTA (voa-islam.com) - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan bahwa ricuh FPI di Kendal pada Kamis (18/7/2013) telah mencederai ajaran Islam. SBY menuding FPI melakukan sweeping, perusakan dan main hakim sendiri.
Pernyataan miring SBY terhadap FPI itu disampaikan dalam acara Buka Puasa Bersama PT Pertamina di Gedung JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad (21/7/2013), sebagaimana diberitakan berbagai media.
Menanggapi tudingan tersebut, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Al-Habib Muhammad Rizieq bin Husan Syihab Asy-Syafi’i membantahnya dengan tegas.
"Di Kendal, FPI tidak lakukan sweeping, tapi monitoring damai tanpa senjata apa pun, justru FPI yang disweeping oleh ratusan preman pelacuran bersenjata. Di Kendal, FPI tidak lakukan perusakan, justru beberapa kendaraan FPI yang dirusak dan dibakar preman. Di Kendal, FPI tidak main hakim sendiri, tapi mendatangi Polres dan minta tempat pelacuran ditutup apalagi di Bulan Ramadhan, justru FPI yang dihakimi oleh ratusan preman pelacuran dangan berbagai macam senjata, hingga banyak yang terluka,” ungkap Habib Rizieq Syihab melalui pesan singkat yang diterima redaksi voa-islam.com, Senin (22/7/2013).
Kasihan, ternyata SBY bukan seorang negarawan yang cermat dan teliti dalam menyoroti berita, tapi hanya seorang pecundang yang suka sebar fitnah...
Ia mempertanyakan dasar tuduhan SBY, pasalnya FPI sebelumnya sudah melakukan koordinasi dengan Kapolres Kendal dan dalam insiden tersebut, FPI sebenarnya telah menjadi korban.
“Bahkan Kapolres Kendal menyatakan dengan jujur di berbagai Media bahwa FPI sudah koordinasi. Di Kendal, FPI itu korban bukan pelaku! Jadi, dasar tuduhan SBY itu apa? Dan kenapa dalam soal Kendal SBY begitu semangat bicara tentang FPI yang jadi korban dan bungkam terhadap si pelaku preman pelacuran bersenjata dan tempat pelacuran yang buka siang malam di bulan Ramadhan?” tanya Habib Rizieq.
Habib Riziq pun menilai, sikap SBY yang tidak cermat dalam menyoroti berita, bukanlah sikap negarawan melainkan sikap seorang pecundang yang suka tebar fitnah dan mencederai Islam.
“Kasihan, ternyata SBY bukan seorang negarawan yang cermat dan teliti dalam menyoroti berita, tapi hanya seorang pecundang yang suka sebar fitnah dan bungkam terhadap Maksiat! Tentu, seorang Presiden muslim menyebar fitnah dan membiarkan maksiat, ditambah lagi melindungi Ahmadiyah dan aneka mega skandal korupsi, sangatlah mencederai ajaran Islam!” tegasnya. [Ahmed Widad]