JAKARTA (voa-islam.com) - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) mengkritik kesukaan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo blusukan ke kampung-kampung. Mereka menganggap blusukan itu menghabiskan anggaran dan berbau pencitraan.
"Anggaran blusukan ini, jangan-jangan dijadikan sebagai panggung tahun 2014, yang uang berasal dari pajak rakyat, APBD Jakarta," ujar Direktur Investigasi dan advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, Ahad, 21 Juli 2013.
FITRA menyebut blusukan Jokowi masuk dalam belanja penunjang operasional tahun 2013 sebesar Rp 26.670.450.000 pertahun. Anggaran itu, kata Uchok, tercantum dalam lampiran III Peraturan Gubernur No.10 tahun 2013 tertanggal 25 Februari 2013, halaman 50.
Mereka membandingkan dengan anggaran penunjang operasional Mantan Gubernur Fauzi Bowo pada tahun lalu sebesar Rp.17.640.355.000. "Berarti anggaran Jokowi lebih boros sekitar Rp 9 miliar," kata Uchok menambahkan. Menurut dia, hal itu sama saja memboroskan uang rakyat karena tak ada manfaat yang dirasakan langsung.
"Membenahi Jakarta bukan dengan blusukan, tetapi dengan membenahi dan menata birokrasi, tata dengan serta mengajarkan aparat Pemda melayani rakyat dengan tulus," katanya.
Kalau mau tirulah Umar Ibnul Khatab, " ujar Uchok. "Dia sering berkeliling tanpa diketahui orang untuk mengetahui kehidupan rakyat terutama mereka yang hidup sengsara
Uchok juga menyebut blusukan Jokowi itu seperti artis karena tindakannya agar diketahui banyak orang. Gubernur, kata dia, sekedar membentuk opini publik tanpa ada solusi memecahkan problem Jakarta, seperi kemacetan, atau banjir.
Jokowi seharusnya meniru Khalifah Umar bin Khattab yang sering berkililing tanpa perlu diketahui orang.
"Kalau mau tirulah Umar Ibnul Khatab, " ujar Uchok. "Dia sering berkeliling tanpa diketahui orang untuk mengetahui kehidupan rakyat terutama mereka yang hidup sengsara." [Widad/tmp]