View Full Version
Rabu, 31 Jul 2013

Perjalanan Misi Perdamaian yang Melelahkan Itu Telah Berakhir

Catatan Perjalanan R4Peace (Bagian I)

Setelah menempuh perjalanan panjang yang melelahkan, misi perdamaian Road For Peace (R4P) yang merupakan gabungan NGO Indonesia-Malayasia pun berakhir. Banyak hal yang kami petik dari perjalanan ini, setidaknya mencoba memahami, merasakan duka dan nestapa saudara muslim Patani dan Rohingya di negeri jiran.

Subhanallah, selama perjalanan, kami tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan dari awal hingga misi berakhir. Meski terasa berat, kami menahan dahaga dan lapar hingga saat waktu berbuka. Dengan jadwal tidur yang kurang, agenda yang padat, kami terus melaju untuk menjumpai saudara kami di Patani dan Maesot, perbatasan Thailand-Myanmar.

Dikarenakan R4P merupakan misi pertama, banyak perubahan skejul, yang seharusnya memakan waktu 13 hari, mundur menjadi 15 hari. Artinya, misi yang semestinya berakhir pada tanggal 23 Juli 2013 berubah menjadi tanggal 25 Juli 2013.  Perubahan ini, tentu saja menguras tenaga kami selama perjalanan.

Untuk menyegarkan ingatan kembali, kami NGO dari Indonesia diwakili oleh tiga relawan aktivis kemanusiaan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), yakni: Abu Abdillah, Emriza, dan Abu Bumi. Juga dua wartawan yang tergabung dalam  Jurnalis Islam Bersatu (JITU) mendapat kesempatan untuk meliput misi perdamaian tersebut. Kedua wartawan itu adalah Desastian (dari voa-Islam) dan Fajar Shidiq (An-Najah).

Road For Peace adalah sebuah program kampanye kemanusiaan sebuah di wilayah yang mengalami bencana kemanusiaan. R4PEACE digulirkan oleh Pertubuhan Solidariti Madani Malaysia (MaSSSA), sebuahNGO kemanusiaan Malaysia yang berpusat di Kuala Lumpur, tepatnya No.12-2, Jalan Jernai, Medan Idaman, Gombak, Selangor.

Mustapa Mansor, Ketua MaSSSA, sebuah NGO kemanusiaan Malaysia yang menjadi pelaksana kegiatan R4P mengatakan, misi kami adalah wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap saudara muslim Patani di Thailad Selatan dan Rohingya di Myanmar.

R4P juga merupakan program kemanusiaan gabungan NGO dari beberapa negara ASEAN dengan melakukan konvoi dan memberi bantuan kemanusiaan, mulai dari Kuala Lumpur (Malaysia), Patani  hingga Myanmar.

Sehari sebelum melakukan konvoi, terlebih dahulu diadakan Convention Solidariti NGO ASEAN (semacam sidang) di sebuah Masjid besar di Malaysia. Convention diikuti oleh beberapa mahasiswi Universitas Islam di Malaysia, serta masing-masing NGO negara bersangkutan.

Dalam convention tersebut, beberapa NGO menyampaikan situasi dan kondisi terkini tentang negaranya masing-masing. Beberapa NGO itu berasal dari Indonesia, Malaysia, Kamboja, dan Rohingnya. Selain itu juga diadakan workshop tentang Hak Asasi Manusia (HAM) yang disampaikan oleh pejabat pemerintah setempat (Malaysia).  

Ada beberapa deklarasi yang dihasilkan dalam Convention bersama NGO se-Asean saat itu, diantaranya: Declaration Of Human Right, Deklarasi Myanmar, Deklarasi Cambodia, Deklarasi Syria, Deklarasi Patani, dan Deklarasi Mesir, hingga Declaration on Convention. Semua deklarasi itu merujuk pada Deklarasi Hak Asasi Manusia Islam di Kairo (5 Agustus 1990) yang diikuti oleh 40 negara. [desastian]


latestnews

View Full Version