Ustadz Abu Rusydan: Orang yang Tidak Mengkafirkan Syi’ah, Hukumnya Sama dengan yang Tidak Mau Mengkafirkan Yahudi & Nashrani
PATI, JAWA TENGAH (voa-islam.com) – Masih banyak orang yang ragu untuk menyatakan bahwa Syi’ah itu Kafir, dan minimal menyatakan bahwa Syi’ah merupakan kelompok sesat. Padahal, kesesatan dan kekafiran Syi’ah sangat jelas sekali.
Jangankan menyatakan bahwa Syi’ah telah keluar dari Islam atau Kafir, sebagian masyarakat dan kaum muslimin justru mengatakan bahwa kelompok Syi’ah merupakan salah satu madzhab dari sejumlah madzhab yang ada di dalam agama Islam.
Untuk itu ustadz Abu Rusydan menegaskan, jika ada orang yang tidak bisa atau tidak mau mengkafirkan Syi’ah, maka status hukumnya sama dengan seseorang yang tidak mau mengkafirkan Yahudi dan Nashrani yang sudah jelas sekali kekafirannya.
“Orang yang tidak mengkafirkan Syi’ah itu (hukumnya -red) sama seperti orang yang tidak mengkafirkan Yahudi dan Nashrani,” katanya kepada voa-islam.com sebelum tabligh akbar dan penggalangan dana bertajuk “SEGENGGAM GANDUM UNTUK SURIAH DAN ROHINGYA” di masjid Darut-Taqwa Juwana, Pati, Jateng pada Ahad (21/7/2013).
...Orang yang tidak mengkafirkan Syi’ah itu (hukumnya -red) sama seperti orang yang tidak mengkafirkan Yahudi dan Nashrani...
Kafirnya Yahudi dan Nashrani sudah sangat jelas sekali terbukti dan diterangkan oleh Allah secara langsung didalam Al Qur’an surat Al Maa-idah ayat ke – 72 dan 73.
“Sesungguhnya telah Kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun”. (QS. Al Maa-idah 5 : 73)
“Sesungguhnya Kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih”. (QS. Al Maa-idah 5 : 73)
Ustadz Abu Rusydan menjelaskan, dari segi keyakinan saja, penganut agama Islam dengan agama Syi’ah sangat berbeda jauh sekali, baik keyakinan dalam hal ke-Tuhanan, ke-Nabian, kitab suci, aqidah dan lain sebagainya. Dan inilah letak kekafiran Syi’ah.
...Kalau secara hukum ya itu. Orang yang tidak mengkafirkan Syi’ah ini bisa jadi dia kurang informasi. Atau kalau dia sudah mengetahui tapi masih sama, maka bermasalah orang seperti ini. Lha Syi’ah itu bukan Islam...
Dalam persoalan ibadah, lanjut da’i asal kota Kretek Kudus ini, pelaksaanaan amal ibadah umat Islam dengan penganut agama Syi’ah berbeda, baik dalam ibadah sholat, puasa, haji, menikah dan lain-lainnya. Intinya, rukun iman dan Islam keduanya bertentangan jauh sekali.
Alumni pelatihan militer kamp mujahidin di Afghanistan ini tetap berhusnudzon, orang yang tidak mau mengkafirkan Syi’ah mungkin saja karena kurangnya ilmu dan informasi yang dimiliki.
Tapi jika kedua hal tersebut tidak terpenuhi, maka orang yang tidak mau mengkafirkan Syi’ah tersebut adalah orang yang bermasalah.
“Kalau secara hukum ya itu. Orang yang tidak mengkafirkan Syi’ah ini bisa jadi dia kurang informasi. Atau kalau dia sudah mengetahui tapi masih sama, maka bermasalah orang seperti ini. Lha Syi'ah itu bukan Islam,” tandasnya. [Khalid Khalifah]