KLATEN (voa-islam.com) – Setelah menempuh perjalanan darat kurang lebih selama dua belas jam dari RS Polri Sukanto Jakarta, jenazah Eko Suryanto akhirnya tiba di rumah orang tuanya di dukuh Mluweh Rt.15/Rw.07, desa Kradenan, kecamatan Trucuk, kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Kamis (1/8/2013) malam sekitar jam 23.00 WIB.
Jenazah Eko yang dijemput oleh Sugiyanto (ayah Eko), Pak Wiyono (Lurah desa Kradenan), Pak Panut (Moden desa Kradenan), pamannya Eko dan satu perwakilan pemuda Karang Taruna desa Kradenan pada Selasa (30/7/2013) malam.
Jenazah Eko yang diberangkatkan dengan mobil Ambulance bernopol B 1024 TIX tersebut kemudian berhenti di pertigaan kecil hendak masuk ke gang rumah orang tua Eko. Setelah pintu belakang mobil dibuka, para pemuda Kradenan sangat bersemangat mengusung peti jenazah Eko.
Para pemuda Karang Taruna desa Kradenan yang kompak mengenakan seragam batik tersebut mengusung jenazah Eko untuk disemayamkan sejenak dirumah orang tua Eko sebelum di bawa ke masjid Al Hidayah yang berada sekitar lima puluh meter sebelah barat kediaman orang tua Eko.
Disemayamkannya jenazah Eko dirumah orang tuanya agar pihak keluarga dapat melihat jenazah untuk yang terkahir kali. Dan selain keluarga, tidak diperbolehkan masuk ke rumah orang tua Eko, meskipun para pelayat maupun wartawan juga ingin melihat jenazah Eko.
Namun, puluhan wartawan yang hadir dari berbagai media, baik media umum ataupun media Islam, hanya wartawan media Islam www.voa-islam.com yang diperbolehkan dan diberi kesempatan oleh pihak keluarga untuk mengambil foto dan video.
Setelah disemayamkan sejenak dirumah orang tua Eko, jenazah lalu dibawa ke masjid Al Hidayah untuk di sholatkan para pelayat, baik aktivis Islam lintas ormas seperti MMI, FUI, KOKAM Muhammadiyah, Front Jihad Islam (FJI) Yogyakarta, FPI, JAT dari Solo, Klaten dan Yogyakarta maupun para warga.
Sholat jenazah sendiri berlangsung selama tiga gelombang dikarenakan jumlah para pelayat yang sangat banyak dan mencapai ribuan orang. Sholat jenazah pertama di pimpin oleh Bp H Yusuf Arifin, imam sholat jenazah yang kedua Bp Paimin dan ketiga dari aktivis Islam.
Setelah selesai di sholatkan, jenazah Eko kemudian di bawa ke tempat pemakaman umum (TPU) Loko Loyo yang berada sekitar 100 meter ke barat dari masjid Al Hidayah. Dari rumah orang tua Eko hingga ke masjid dan terakhir menuju tempat pemakaman, yang mengusung peti jenazah tetap para pemuda Kradenan.
Sesampainya di TPU Loko Loyo, peti jenazah Eko dibuka oleh para pemuda desa Kradenan, dan jenazah Eko langsung di masukkan ke dalam kuburan pada Kamis (1/8/2013) tengah malam tersebut. Penguburan juga dilakukan sesuai tuntutan syari’at Islam, yakni tanah diratakan dan tidak digunduk.
Seperti diberitakan www.voa-islam.com sebelumnya, Eko Suryanto merupakan salah satu dari dua aktvis Islam korban pembunuhan Densus 88 di sebuah warung kopi di Tulungagung Jawa Timur, pada Senin (22/7/2013) lalu.
Eko adalah pemuda kelahiran dukuh Mluweh Rt.15/Rw.07, desa Kradenan, kecamatan Trucuk, kabupaten Klaten, Jawa Tengah, 28 Juli 1991 silam yang menurut para warga, sangat baik dan selalu berprestasi di sekolahnya. [Khalid Khalifah]
BERITA TERKAIT: