View Full Version
Rabu, 14 Aug 2013

Indonesia Hancur Oleh Kekuatan Para Penyogok dan Penyuap

Jakarta (voa-islam.com) Banyak pemimpin, tokoh politik dan pejabat yang bergelimpangan, kemudian menjadi penghuni "hotel prodeo" (penjara), akibat mereka berhasil ditekuk oleh komplotan dan jaringan penyuap dan penyogok.

Para pencari harta dan keuntungan, tak lagi mengindahkan moral dan nilai-nilai agama. Di benak mereka hanya bagaimana menjadi "milyader", dan berhasil mengeruk keuntungan yang sebanyak-banyaknya.

Maka, di dunia bisnis, sekarang dikenal, guna mendapatkan keuntungan, segala cara digunakan alias "menghalalkan segala cara", termasuk sogok dan suap.

Para pelaku sogok dan suap, tahu bagaimana menekuk para pemimpin, tokoh politik, dan termasuk para pejabat. Tidak dapat diimingi dengan "uang", diimingi dengan "perempuan", dan "harta" lainnya. Sampai mereka bertekuk lutut, dan negara dirugikan.

Dalam budaya Cina mengatakan, bahwa tidak ada tembok yang tidak bisa ditembus dengan peluru "emas". Maksudnya, tak ada satupun, manusia atau orang yang tidak bisa ditembus dengan sogok dan suap.

Maka, di Indonesia sebagian para pengusaha keturunan Cina, strategi mencapai sukses bisnisnya, tak lain dengan cara "sogok" dan "suap". Tak heran ekonomi Indonesia sekarang dikuasai oleh para Cina perantauan (Chinese Overseas), karena para pejabat dan pemimpin Indonesia memiliki karaker yang sangat lembek.

Kali ini, seorang pejabat, dilingkungan ESDM, ditangkap KPK, karena diduga mendapat suap.  Terperiksa dugaan suap, Rudi Rubiandidi merupakan Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) di Institut Teknologi Bandung.

Rudi yang kini menjadi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (Migas), sebelumnya sempat menjabat Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Rudi ditangkap pada Selasa (13/8/2013) malam di rumahnya, Jalan Brawijaya VIII nomor 30, Jakarta Selatan. Rudi diduga sudah menerima suap dari Simon selaku petinggi PT Kernel Oil, perusahaan minyak asal Singapura. Namun, saat ditangkap Rudi tengah transaksi dengan Ardi, suruhan Simon.

Simon sendiri sudah ditangkap satuan tugas Komisi Pemberantasan Korupsi dari Apartemenya di Mediterania, Jakarta.

Penangkapan tersebut bermula dari laporan masyarakat bahwa akan terjadi serah terima uang suap. Lalu, KPK melakukan penelusuran dan pengintaian, serta penyadapan yang sudah dilakukan sebelum Lebaran.

Akhirnya, setelah ditemukan waktu bukti dan moment yang tepat, penyidik KPK melakukan penangkapan.

Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, KPK mengamankan enam orang di tempat terpisah. Rudi ditangkap sedang bertransaksi dengan pegawai swasta berinisial "A" (Ardi) di rumahnya pukul 22.30 WIB, 13 Agustus 2013.

Selain Rudi, KPK juga menangkap dua orang satpam dan satu orang supir yang bekerja untuk Rudi.

Apakah karir cemerlang Rudi akan tamat hari ini? KPK sendiri masih menorehkan status terperiksa kepadanya. 1x24 jam, statusnya baru bisa diumumkan.

Siapa Rudi Rubiandini?

Nama Rudi bukanlah orang yang asing di kalangan pengusahan dan ahli pertambangan. Dari sejumlah informasi yang dihimpun, lulusan Jurusan Teknik Perminyakan ITB pada 1985 itu diketahui sebagai konsultan minyak dan gas bagi sejumlah perusahaan nasional dan internasional.

Doktor Engineer bidang teknik perminyakan pada Technische, Universitaet Clausthal, Jerman itu juga dikenal sebagai instruktur training bidang migas bagi perusahaan pertambangan.

Rudi juga sempat menjabat Sekretaris Jurusan Teknik Perminyakan ITB antara 1995 hingga 1998. Karier cemerlang dosen teladan dan inspiratif ITB pada 2009 itu terus menanjak. Rudi kemudian menjadi General Manager Sasana Olahraga ITB (2001-2005), kemudian Direktur Penerbit ITB (2005-2006), Direktur Utama Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB (2006-2007), serta Direktur Operasional dan Keuangan PT LAPI ITB (2007-2010).

Karier cemerlang lelaki kelahiran Tasikmalaya, 9 Februari 1962 itu juga berlangsung di luar ITB. Setahun usai dikukuhkan sebagai Guru Besar FTTM, Rudi ditarik menjadi Deputi Operasi BP Migas pada 2011. Selepas itu, ia menjadi Wakil Menteri ESDM, lalu diangkat menjadi Kepala SKK Migas.

Orang yang idealis masuk sistem menjadi ikut bobrok, karena memangnya sistem bobrok. af/dbs.


latestnews

View Full Version