JAKARTA (voa-islam.com) – Akhirnya Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bersuara tentang situasi yang terjadi di Mesir. Kepada wartawan SBY menyatakan penggunaan kekuatan dan senjata dalam menangani aksi demonstrasi di Mesir secara berlebihan, bertentangan dengan nilai demokrasi dan kemanusiaan, sehingga harus segera dihentikan.
“Penggunaan kekuatan dan senjata militer terhadap demonstran di Mesir, apalagi berlebihan, bertentangan dengan nilai demokrasi dan kemanusiaan, sehingga harus segera dihentikan,” demikian dalam akun twitternya @SBYudhoyono di Jakarta, Kamis (15/8).
SBY mengatakan, situasi di Mesir makin memprihatinkan. Korban jiwa mulai berjatuhan dan Indonesia berharap, keadaan tidak memburuk. “Saya berpendapat, meskipun sulit, haruslah win-win solution, didahului dengan penghentian semua aksi kekerasan dari kedua belah pihak,” ujarnya.
Presiden kembali menyerukan agar kalangan sipil dan militer di Mesir bekerjasama untuk mengelola reformasi di negara tersebut. “15 tahun lalu, Indonesia juga mengalami guncangan politik dan keamanan. Namun bisa diatasi, karena militer dan sipil berkolaborasi untuk reformasi,” kata SBY.
SBY menambahkan, “Militer Indonesia lakukan reformasi internal dan dukung demokrasi. Pemimpin politik sipil juga akan militer untuk bersama lakukan perubahan. Saya berharap kekerasan di Mesir segera berakhir.”
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mendesak agar komunitas Internasional mengambil langkah untuk menghentikan aksi kekerasan yang terjadi di tengah gejolak politik di Mesir.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam pernyataan tertulis, Kamis dinihari mengatakan, bahwa Indonesia sangat prihatin atas perkembangan terkini di Mesir yang semakin memburuk. “Internasional perlu terus mendukung upaya rekonsiliasi antara pihak-pihak di Mesir dan mendesak penghentian kekerasan di negara yang terletak di Afrika Utara itu. [desastian]