View Full Version
Selasa, 20 Aug 2013

Wakapolri: Jangan Cepat Katakan Penembakan Polisi Sebagai Aksi Teroris

JAKARTA (voa-islam.com) – Komjen Pol Oegroseno, Wakapolri baru pengganti Komjen Pol Nanan Sukarna mengatakan, semua pihak diminta untuk tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan terkait maraknya penempakan terhadap anggota kepolisian.

Oegroseno mengungkapkan, aksi teror penembakan yang terus merajalela di Indonesia akhir-akhir ini, masih terlalu pagi jika mencap seluruh peristiwa yang terjadi belakangan ini adalah aksi terorisme.

Menurutnya, hal terpenting saat menghadapi peristiwa seperti penembakan dan pemboman, terlebih dahulu dilakukan pengembangan kasus. Dia mengatakan, pengembangan akan berujung pada motif dan baru bisa diberikan keterangan.

...Makanya sekarang kita harus ekstra hati-hati, kita tidak berani untuk terlalu menggiring pagi-pagi bahwa ini adalah teroris...

“Makanya sekarang kita harus ekstra hati-hati, kita tidak berani untuk terlalu menggiring pagi-pagi bahwa ini adalah teroris, ini adalah bukan teroris, dan sebagainya,” tegasnya di Mabes Polri, Jakarta, Senin (19/8/2013) seperti dilansir liputan6.

“Ini tidak bisa kita ungkapkan, karena sekarang terungkap nanti setelah ketemu pelakunya, motifnya apa,” lanjut Alumnus Akpol 1978 ini.

Dia menyatakan tidak akan pernah menyembunyikan data-data yang dicurigai sebagai pelaku terorisme. “Kita tidak akan pernah menyembunyikan. Jangan sampai,” tandas mantan Kapolda Sumatra Utara (Sumut) ini.

Dia berharap agar semua pelaku yang telah menghilangkan beberapa nyawa anggota kepolisian itu, kedepannya kasus tersebut dapat terungkap.

...Ini tidak bisa kita ungkapkan, karena sekarang terungkap nanti setelah ketemu pelakunya, motifnya apa...

“Mudah-mudahan ini petunjuk Yang Maha Kuasa. Ya kepada Polri, kepada negara dan bangsa. Para pelaku kejahatan ini bisa kita ungkap,” pungkas Oegroseno.

Seperti diketahui bersama, tidak hanya sekali ini saja Oegroseno mengeluarkan statemen yang berbeda dengan petinggi di korp Bhayangkara terkait beberapa kejadian yang diklaim sejumlah pihak sebagai aksi terorisme.

Saat terjadi perampokan Bank CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus 2010 silam, Densus 88 maupun mayoritas jajaran petinggi yang ada di Mabes Polri mengatakan jika hal itu terkait dengan terorisme dan para pelakunya adalah teroris.

Namun, Komjen Pol Drs Oegroseno SH yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Sumut menegaskan bahwa peristiwa perapokan CIMB Niaga Medan terkait kriminal murni, bukan aksi terorisme. [Khal-fah/dbs]


latestnews

View Full Version