View Full Version
Selasa, 20 Aug 2013

Mustofa Nahrawardaya ICAF: ''GM'' Adalah Pelaku Penembakan Polisi

JAKARTA (voa-islam.com) - Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) menyatakan bahwa maraknya penembakan terhadap anggota Polri sangat membahayakan Republik Indonesia, terlebih keamanan terhadap masyarakat.

Pasalnya, jika aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian saja tidak bisa memberikan rasa aman dan nyaman  terhadap dirinya sendiri, bagaimana bisa korp Bhayangkara memberikan rasa tentram pada masyarakat.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan koordinator ICAF, Mustofa B Nahrawardaya. Untuk itu, ICAF menduga pelaku penembakan anggota polisi akhir-akhir ini adalah kelompok “GM” alias Gerakan Misterius.

...Para pelaku yang bertindak sangat biadab ini, saya sebut sebagai pelaku ‘Gerakan Misterius atau GM’...

“Para pelaku yang bertindak sangat biadab ini, saya sebut sebagai pelaku ‘Gerakan Misterius atau GM’, yang mungkin akan terus lakukan provokasi dan mengadudomba antara masyarakat dan Polri,” tegasnya kepada voa-islam.com, Selasa (20/8/2013).

Namun, Mustofa belum bisa memastikan siapa aktor intelektual dibalik kelompok “GM” ini. Mustofa juga mengajak masyarakat untuk membantu Polri menemukan otak dari perilaku biadab tersebut.

Hal ini, lanjut Mustofa, agar kelompok “GM” tersebut tidak terus menerus melakukan penggiringan opini yang menyesatkan, merugikan dan menyudutkan Islam dan umat Islam.

Sebab sampai detik ini, pelaku penembakan yang menyasar para anggota kepolisian selalu diarahkan oleh media sekuler sebagai aksi terorisme dan dilakukan oleh para teroris yang diidentikan terhadap umat Islam.

...Mari kita bantu Polri agar menemukan siapa aktor di balik GM tersebut. Penggiringan opini terhadap pelaku penembakan sepertinya akan terus dilakukan pula oleh GM...

“Untuk itu, mari kita bantu Polri agar menemukan siapa aktor di balik GM tersebut. Penggiringan opini terhadap pelaku penembakan sepertinya akan terus dilakukan pula oleh GM,” serunya.

Mustofa juga mengingatkan pihak kepolisian agar bersikap terbuka dan transparan dalam mengungkap kasus penembakan terhadap polisi belakangan ini.

Jangan sampai kejadian salah tangkap yang sudah tak terhitung jumlahnya terulang kembali. “Polri tidak boleh salah tangkap agar tidak menimbulkan fitnah baru di tengah masyarakat,” pungkasnya. [Khalid Khalifah]

BERITA TERKAIT :

  1. Wakapolri: Jangan Cepat Katakan Penembakan Polisi Sebagai Aksi Teroris
  2. Densus 88 Salah Tangkap Lagi, Bayu Ardianto Akhirnya Dilepaskan
  3. IPW: Penembakan Terhadap Polisi, Karena Ada Pembiaran dari Aparat

latestnews

View Full Version