JAKARTA (voa-islam.com) - Dalam tiga-lima tahun terakhir, FPI tidak pernah lagi menggelar jumpa pers? Padahal sebelumnya, setiap kali ada peristiwa, DPP FPI kerap meneggelar jumpa pers. Ada yang mengatakan, Habib Rizieq trauma dengan media. Benarkah?
Menanggapi hal itu, Habib Rizieq membantahnya. “Kita bukan trauma, kita sedang bersiasah untuk memberi pelajaran buat media sekuler yang kerap menyudutkan FPI. Sekarang juga bukan zamannya lagi menyerbu kantor media seperti dulu saat kita dirugikan. Bisa-bisa FPI digebuk media lagi. Yang jelas, bukan wartawannya yang dimusuhi, tapi yang punya dapur medianya yang disesalkan,” kata Ketua Umum FPI Habib Rizieq Shihab saat menerima JITU di markaz FPI di Petamburan III, belum lama ini.
Jika Habib merasa muak dengan media sekuler, tidak dengan media Islam. Habib membuka pintu 24 jam secara tebuka bagi media Islam untuk bertemu dan bertanya atau mengklarifikasi.
”Tidak masalah. Tak sedikit beberapa media islam yang bertanya via email, lalu ana jawab. Memang, media sekuler seperti Metro TV saja yang tak kami perkenankan masuk dan meladeni untuk diwawancarai . Ana sudah minta kepada semua pengrus FPI untuk tidak diwawancarai oleh Metro TV. Kalau TV TV One, meski suka mojokin FPI, tetap kami layani, karena Hak jawab FPI tetap dimuat. Sementara Metro TV tidak. Jangan heran bila Metro TV tak punya sumber primer ketika memberitakan soal FPI, termasuk tidak dapat visualnya.”
Habib mengaku kesal dengan beberapa stasiun televisi seperti Metro TV. Yang kurang ajar adalah ketika Metro TV menyiarkan berita “Anggota FPI ditangkap Densus karena terlibat penembakan polisi di Pondok Aren. Berita itu disiarkan berulang-ulang. “Atas kebodohan Metro TV, FPI sudah menyiapka surat pengaduan untuk membawa tujuh media (diantaranya RCTI, SCTV, TV One), termasuk Metro TV ke Dewan Pers.” [desastian]