View Full Version
Sabtu, 24 Aug 2013

Munarman:Jangan Beri Informasi "Sampah" Jika Ada Komandan FPI Nakal

JAKARTA (voa-islam.com) – Ketua DPP FPI Bidang Advokasi, Munarman menegaskan, FPI bukan organisasi yang anti kritik, juga bukan ormas yang membiarkan kemungkaran, meski dilakukan oleh anggotanya yang bermasalah.  Munarman mempersilahkan pihak manapun untuk melaporkan komandan atau anggota FPI di lapangan yang menjadi beking atau meminta jatah untuk melindungi tempat maksiat. “

Jika benar ada komandan atau anggota FPI yang bermasalah, laporkan segera dengan data valid. Bukan sekedar informasi. Tapi menunjukkan bukti-bukti yang kuat. Kita juga tak mau ada oknum yang merusak nama baik FPI,”kata Munarman.

Lebih lanjut, Munarman mengatakan, informasi yang tidak diserta data dan fakta yang solid, akan dianggap sebagai berita “sampah”. Sebagai bukti keseriusan FPI untuk menertibkan komandan dan anggota yang bermasalah dilapangan, DPP FPI bisa memanggil orang yang dilaporkan dengan bukti yang kuat untuk kemudian dilakukan cek and ricek, diselidiki, lalu disidang, dipecat, hingga dipidanakan, dijebloskan dalam penjara.  

Diakui Habib Rizieq yang mendampingi Munarman, FPI pernah memecat dan mempidanakan sembilan komandannya yang “nakal” ketika itu. FPI jelas menolak berita bohong atau berita sampah yang tidak diserta data valid. Sebagai contoh, dulu Arwin Armad pernah sesumbar menyebut lima komandan FPI untuk meminta duit kepadanya. Namun Arwin tidak menyebut nama.

“Tentu, informasi yang tidak jelas ini akan kita anggap berita sampah. Sebelum dipidanakan, biasanya jika ada laskar yang tahu komandannya bermain belakang (kongkalikong) dengan pengelola tempat maksiat, akan digulung laskar. Dan biasanya, yang sudah ketangkap basah, oknum komandan tadi tidak lagi berani nongol di markas FPI. Komandan nakal seperti itu pasti diuber. Yang pasti, saat memecat komandan FPI yang bermasalah, harus ada tahapan dan menunggu hingga laskar di bawah redam. Setelah itu baru DPP bertindak tegas,” kata Habib menambakan. [desastian]


latestnews

View Full Version