JAKARTA (voa-islam.com) – Ternyata, penolakan akan diselenggarakannya acara Miss World 2013 di Indonesia pada 28 September 2013 di Bogor Jawa Barat dan pulau Bali tidak hanya datang dari masyarakat Indonesia.
Tak hanya masyarakat, mayoritas tokoh umat Islam Indonesia seperti ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) ustadz DR Mu’inudinillah Basri, pimpinan Majelis Azzikra ustadz Arifin Ilham, ketua MUI Pusat KH Cholil Ridwan, dan tokoh lainnya juga menolak.
Ormas dan elemen Islam Indonesia seperti Front Pembela Islam (FPI), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan lain-lainnya juga menolak gelaran Miss World 2013 diadakan di Indonesia.
Kini, penolakan acara Miss World 2013 datang dari para tenaga kerja asal Indonesia di Hongkong atau yang lebih dikenal dengan nama Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hongkong yang tergabung dalam kelompok Majelis Dzikir Ilham.
...Kami menolak Miss World di Indonesia, acara itu banyak maksiatnya. Membuka aurat wanita...
Jama’ah pengajian kelompok Majelis Dzikir Ilham juga menolak keras ajang pamer aurat yang penuh kemaksiatan dan hanya merendahkan martabat para wanita tersebut untuk tidak diadakan di Indonesia.
“Kami menolak Miss World di Indonesia, acara itu banyak maksiatnya. Membuka aurat wanita,” kata Nuris, pengurus Majelis Dzikir Ilham, Jum'at (23/8/2013), seperti dilansir itoday.
Menurut Nuris, untuk mengenalkan budaya bangsa Indonesia di luar negeri masih banyak cara yang bisa digunakan. Namun, cara yang dilakukan bukan dengan mengadakan acara semisal Miss World yang justru akan dapat merusak generasi bangsa.
Sebab, lanjut Nuris, gelaran Miss World bukanlah budaya asli Indonesia, melainkan budaya barat. Dan fakta selama ini menunjukkan tidak ada budaya barat yang bisa membuat baik generasi di Indonesia.
...Tidak perlu ada Miss World untuk mengenalkan budaya Indonesia di luar negeri. Yang dicari orang asing itu budaya asli Indonesia. Kalau Miss World itu budaya barat...
“Tidak perlu ada Miss World untuk mengenalkan budaya Indonesia di luar negeri. Yang dicari orang asing itu budaya asli Indonesia. Kalau Miss World itu budaya barat. Saat ini harusnya Indonesia mengenalkan budaya aslinya ke negara lain,” tegas Nuris.
Sebagaimana diketahui bersama, Ketua MUI Pusat, KH Muhyiddin Junaidi saat konferensi pers di Kantor MUI, Jum’at (23/8/2013) di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, MUI menegaskan menolak acara Miss World 2013 dilaksanakan di Indonesia.
Hal ini, kata KH Muhyiddin, mengacu pada rapat terakhir MUI Pusat pada 5 Agustus 2013 yang menyatakan dalam rapat pleno tersebut bahwa MUI secara resmi menolak Indonesia dijadikan sebagai tuan rumah ajang pamer aurat tersebut.
...Indonesia mayoritas penduduk beragama Islam, kontes itu bagi kami jika dipandang dari sudut agama Islam sangat kontradiktif dari nilai agama Islam...
Menurut KH Muhyiddin, setelah dilakukan peninjauan dari berbagai aspek seperti aspek ekonomi, agama, dan budaya, maka tidak ada yang mendatangkan manfaat bagi Indonesia. Malahan menurut MUI malah banyak mendatangkan kerugian.
KH Muhyiddin mencontohkan belajar dari kasus diadakannya Miss Word tahun 2000an di Nigeria, di mana saat itu masyarakat muslim menolak karena saat itu perwakilannya divonis cambuk karena melakukan perzinahan.
“Indonesia mayoritas penduduk beragama Islam, kontes itu bagi kami jika dipandang dari sudut agama Islam sangat kontradiktif dari nilai agama Islam,” tegas KH Muhyiddin. [Khal-fah/dbs]
BERITA TERKAIT :