BEKASI (voa-islam.com) - Pihak keluarga Iswahyudi mencium adanya kejanggalan saat Densus 88 melakukan penangkapan pada Selasa malam (21/8/2013).
Saat itu, Ummu Azzam, istri Iswahyudi tak diberikan surat penangkapan suaminya. Namun ia hanya ditunjukkan surat tugas salah seorang anggota Densus 88 yang sudah kadaluwarsa.
“Saya tidak dikasih surat penangkapan, hanya surat tugas salah seorang anggota Densus 88 namanya Jefri. Itu pun sudah kadaluwarsa sejak tanggal 31 Juli 2013,” kata kepada voa-islam.com, Kamis (29/8/2013).
Ketika penggeledahan di rumah kontrakan mereka di Kelurahan Harapan Mulya, Kota Bekasi, Jawa barat, Ummu Azzam pun dihalangi aparat untuk menyaksikan langsung proses penggeledahan tersebut.
“Waktu mau digeledah kontrakan saya, saya sama sekali tidak diizinkan untuk ikut mendampingi. Padahal kunci kontrakan itu ada sama saya, waktu itu Densus sempat ngajak saya, tapi hanya muter-muter tidak sampai ke rumah saya untuk menyaksikan penggeledahan. Sampai akhirnya rumah saya didobrak oleh Densus,” ujarnya.
Setelah police line dicabut seminggu kemudian, Ummu Azzam baru bisa melihat kondisi rumah kontrakannya. Betapa terkejutnya ia, ketika mengetahui sejumlah uang dan barang yang hilang paska penggeledahan.
“Barang-brang yang hilang dari rumah saya, HP flexi CDMA, HP merk Cross yang sudah rusak 2 buah, laptop ACER, modem, music box, buku-buku diantaranyan buku Perkembangan Syiah di Indonesia, lalu keranjang belanja, Kartu Keluarga, Surat Nikah, urang sebesar Rp. 1.100.000,- kemudian dompet berisi KTP, duit anak-anak saya yang didapat ketika lebaran, lampu senter, termasuk paralon gorden yang katanya Densus buat bom pipa,” tuturnya.
Ummu Azzam pun membeberkan keterangan warga setempat tentang bagaiman penggeledahan itu terjadi. “Densus sudah dobrak rumah duluan, baru ketok rumah pak RT,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ummu Azzam, istri Iswahyudi yang beberapa waktu lalu ditangkap Densus 88, hingga saat ini tak bisa membesuk suaminya. Jangankan membesuk, di mana posisi suaminya ditahan pun aparat kepolisian tak tahu.
Iswahyudi selama ini dikenal tetangganya sebagai sosok yang ramah dan mudah berbaur dengan warga lain.
Bahkan Iswahyudi yang memiliki usaha kebab, kerap membagikan dagangan kebabnya kepada warga.
Iswahyudi ditangkap Densus 88 pada Selasa (20/8/2013) saat ia sedang bercengkrama bersama keluarga besar dan keponakannya di Kampung Pintu Air, Jalan Jembatan Barokah, Gang Mandiri RT 06/03 Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Medan Satria Bekasi kota. [Ahmed Widad]