View Full Version
Ahad, 01 Sep 2013

Ambil Pelajaran Protes Berdarah Umat Islam Tolak Miss World di Nigeria

JAKARTA (voa-islam.com) - Ketua MUI Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi meminta pihak terkait terutama panitia penyelenggara agar mengambil pelajaran dari kasus bentrokan berdarah atas aksi penolakan umat Islam terhadap kontes kecantikan Miss World yang pernah terjadi di Nigeria pada tahun 2002.

Hal itu disampaikan Muhyiddin Junaidi dalam konferensi pers MUI Pusat yang secara resmi menolak digelarnya Miss World di Indonesia.

“Belajar dari kasus Nigeria, sebuah negara di kawasan Afrika. Pada tahun 2000-an diadakan Miss World Contest di sana. Masyarakat Muslim menolaknya, apalagi yang wakil Nigeria pada saat itu adalah yang divonis oleh umat Islam karena ia menghina (Islam, red.) dan melakukan perzinahan,” kata KH Muhyiddin Junaidi di kantor MUI Pusat, Jl. Proklamasi No.51 Menteng, Jakarta Pusat, pada Jum’at (23/8/2013).

Protes umat Islam atas digelarnya Miss World di Nigeria saat itu berakhir dengan dua ratus orang lebih meninggal dalam bentrokan yang terjadi.

“Pada akhirnya panitia tetap melaksanakan event itu di Nigeria, hingga pada hari “H” terjadi sebuah tindakan kekerasan dan dua ratus orang meninggal dunia. Ini terjadi di Nigeria yang penduduknya 80% beragama Islam. Lalu terpaksa panitia memindahkan tempat event Miss World Contest dari Nigeria ke London,” ungkapnya.

Indonesia tak ubahnya seperti Nigeria yang berpenduduk mayoritas Muslim. Pada umumnya mayoritas Umat Islam menolak Miss World karena bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

“Nah, Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Event Miss World Contest atau Miss Universe bagi kami dari sudut pandang agama Islam justru sangat kontradiktif dengan nilai-nilai agama Islam,” ungkapnya.

Di sisi lain Indonesia adalah salah satu anggota OKI yang suaranya amat didengar dan berpengaruh.

“Oleh karena itu kita sangat berkeberatan dan belajar dari kejadian-kejadian tersebut, apalagi kita ini merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI)  dan suara Indonesia sangat didengar oleh anggota OKI lainnya, seharusnya kita memberikan suri tauladan dan contoh yang baik,” ujarnya.

Protes Miss World Pemuda Muslim Nigeria Dibayar dengan Darah

Untuk diketahui, bentrokan di Nigeria pecah ketika sebuah koran lokal Nogeria mengeluarkan artikel yang bernuansa SARA. Kerusuhan yang mengakibatkan sedikitnya 215 orang tewas dan 500 luka-luka. Kerusuhan itu bermula dari protes pemuda muslim setempat menyangkut sebuah tulisan Isioma Daniel di  surat kabar This Day, Kamis (21/11), menyangkut kontes Miss World yang dianggap menghina Nabi Muhammad.

Diantara tulisan itu, ia menyebutkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menyetujui kontes Miss World. Bahkan, dalam artikel tersebut, Daniel secara kasar mengatakan kemungkinan dia (Nabi Muhammad) akan memilih salah satu dari kontestan ratu sejagat Miss World untuk dinikahinya bila Muhammad masih hidup.

Menyikapi penghinaan itu, pejabat senior negara bagian Nigeria mengeluarkan fatwa agar umat Islam membunuh penulis artikel tentang Miss World karena telah dianggap memicu kerusuhan Islam-Kristen dengan ratusan jiwa. "Sama seperti hujatan yang dilakukan novelis India Salman Rushdie, darah Isioma Daniel dapat juga tumpah," kata Wakil Gubernur Mahamoud Shinkafi di depan rapat umum umat Islam di Gusau, ibukota negara bagian Zamfara, Senin (25/11/2002).

Protes pemuda Muslim itu kemudian menjadi bentrok berdarah yang tidak terhindarkan. Sebelumnya, panitia kontes ratu kecantikan (Miss World) sudah banyak diperingatkan masyarakat setempat --yang mayoritas beragama Islam-- untuk tidak melanjutkan kegiatan kontes tersebut. Sayangnya, panitia tetap bersikukuh bahkan mengeluarkan artikel hinaan bernuansa SARA.

Menyusul kerusuhan itu, penyelenggaraan kontes Ratu Dunia yang dijadwalkan di Nigeria dipindah mendadak ke Inggris. Para kontestan yang sudah tiba di Nigeria pun harus diterbangkan ke London. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version