JAKARTA (voa-islam.com) – Dalam Silaturahmi Idul Fitri 1434 H yang diselenggarakan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Hotel Sultan belum lama ini (27/8), seluruh asosiasi ekonomi syariah yang hadir bertekad dan berkomitmen untuk bersatupadu dalam sebuah Gerakan Ekonomi Syariah (GRES). Diharapkan, gerakan bersama asosiasi ekonomi syariah ini bersinergis mensosialisasikannya kepada masyarakat.
Dengan adanya GRES seluruh asosiasi memiliki tanggung jawan bersama dalam mengedukasi masyarakat dalam pemanfaatan dan pengembangan ekonomi syariah. Demikian yang tercermin dalam perjanjian penandatanganan GRES yang dilakukan oleh seluruh Asosiasi (PKES, MES, Asbisindo, Absindo, IAEI, DSN MUI, AASI, BAZNAS, ISMI dan BWI) di acara silaturahmi Idul Fitri 1434 H yang diselenggarakan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah, (27/8) di Hotel Sultan Jakarta.
Tanpak dalam perjanjian GRES tersebut adalah, Iskandar Zulkarnaen (Bendahara MES), Aries Mufti (Ketua Umum Absisndo), KH Ma’ruf Amin (Ketua DSN-MUI), Didin H ( Ketua Umum Baznas), Muliaman D Hadad (Ketua Umum MES), Yuslam Fauzi (Ketua Umum Asbisindo), Halim Alamsyah (Ketua Umum PKES), Bambang S Brojonegoro ( Ketua Umum IAEI), Cholil Nafis (BWI) dan M. Syafie (AASI).
Ketua Ketua Umum MES, Muliaman D Hadad dalam sambutannya mengatakan, Gerakan Ekonomi Syariah yang didukung oleh berbagai asosiasi dan organisasi, sangat bermanfaat untuk mempercepat (akselerasi) perkembangan ekonomi syariah di masa yang akan datang.
“Banyak orang menganggap, ekonomi syariah itu hanya perbankan syariah saja. Padahal, ekonomi syariah makin bervariasi. Dengan adanya gerakan ekonomi syariah, diharapkan akan semakin menyemarakkan pertumbuhan ekonomi syariah. Terlebih saat ini banyak praktisi, akademisi, pengusaha dan masyarakat yang punya semangat kebersamaan dalam menumbuh-kembangkan ekonomi syariah di negeri ini,” ujar Muliaman.
Alhamdulillah, ekonomi syariah kini sudah melingkupi, tidak hanya perbankan syariah, tapi juga pasar modal syariah, hotel syariah, bahkan spa syaria, obligasi negara, asuransi syariah, pegadaian syariah, penjaminan syariah. Dengan adanya variasi di bidang ekonomi syariah, maka tidak ada lagi alasan darurat. Semua bidang memiliki pelayanan syariah.
Dikatakan Muliaman, patut dibanggakan, jika saat ini ada semangat untuk mengelola dana haji, dan mengembangkan Islamic Tourisme, termasuk semangat untuk mengembangakan fashion yang Islamic. Begitu juga semangat dalam pengelolaan zakat untuk membantu para dhuafa. Tentu saja semangat ini harus terus didorong untuk tumbuh dan berkembang.”
Lebih lanjut Muliaman menjelaskan, tak kalah penting adalah upaya membangun aset-aset wakaf, sehingga perlu menjadi perhatian kita. Saat ini wakaf produktif tumbuh dan berkembang di berbagai negara. “Di Indonesia sepertinya perlu waktu, dan menjadi tantangan kita semua untuk terus mengembangkan asset wakaf ini.”
Dalam lingkup membangun ekonomi syariah, ada semangat untuk mengembangakan keuangan mikro syariah. Ini juga penting. Karena itu keuangan syariah seyogianya turun ke bawah, membuka akses bagi saudara kita yang di mikro, sehingga tidak ekslusif, melainkan inklusif.
“Kita perlu menjawab kebutuhan kelompok muslim menengah yang tumbuh dan berkembang di kota-kota besar. Investasi reksadana dan pasar modal yang butuh pelayanan syariah dengan berbagai variasinya perlu diakomodir.”
Ke depan, keuangan syariah harus mampu membiayai proyek-proyek besar, seperti membangun jembtaan, airport, dan infrastruktur lain. Ini menjadi tantangan kita.
Kemudian, prinsip marketing syariah yang berkembang akan menjadikan Jakarta tidak kalah dengan Singapura dan Dubai. Ada potensi pasar yang luar biasa, antusiasnya besar, sehingga kesempatan untuk tumbuh dan berkembang pun demikian besar. Untuk tumbuh dan berkembang, diperlukan sumber daya manusia yang baik. Patut disyukuri, sekolah pasar modal syariah sudah ada di kota-kota bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di berbagai daerah.
“Perpaduan, sinergitas dan networking melalui gerakan ekonomi syariah ini diharapkan membangun komunikasi yang baik, sehingga diharapkan ekonomi syariah terus tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang,” harap Munarman.
Sementara itu dikatakan Ketua Umum PKES, Halim Alamsyah mengatakan, dengan adanya GRES akan membuat promosi dan edukasi semakin gencar selain itu juga ekonomi syariah akan lebih masif dan terintegrasi.
Menurut Halim, GRES! sebenarnya sudah dicanangkan sejak tahun 2003 lalu, namun dapat terealisasi tahun ini. Menurutnya, ekonomi syariah memiliki potensi besar untuk pengembangan perekonomian di Indonesia. Hanya saja pelaksanaannya cenderung berlum optimal.
Selama ini Halim memandang, perbankan dan asuransi syariah masih berjalan masing-masing. Dengan adanya GRES, tentunya akan memayungi semua sisi perekonomian syariah di Indonesia. Ia ingin terdapat sinergi antara berbagai program syariah di Indonesia di segala lembaga keuangan. (desastian)