View Full Version
Rabu, 18 Sep 2013

Ahok Tak Lagi Menikmati Bersama Jokowi?

Jakarta (voa-islam.com) Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok, lama-lama pegel atau ngiri terhadap Jokowi. Lantaran belakangan ini Ahok sering mendapatkan tugas menggantikan Jokowi dalam berbagai acara. Sampai Ahok mengeluhkan dirinya, tak lagi punya waktu yang digunakan untuk keluarganya.

Maklum. Jokowi yang namanya belakangan semakin "meroket" seperti meteor di langit,  berkat di dandani oleh para sukarelawan, aktivis, dan buzzers, yang setiap hari terus mengerek namanya dengan berbagai celotehan kampanye  yang sangat massive,  berupa berita, feature, opini, dan analisa di media-media cetak, elektronik, dan bahkan di media sosial.

Sehingga, namanya Jokowi di polling-polling terus melejit, sampai-sampai para kandidat calon presiden lainnya, seperti jatuh terduduk, seakan tak sanggup lagi menghadapi Jokowi.
Dan, Jokowi sudah sangat super sibuk dengan agenda-agenda politik, dan agenda PDIP yang ingin mendongkrak suaranya lewat populeritas Jokowi yang sengaja di lambungkan. Sehingga, urusan rakyat Jakarta, terbengkalai, dan lebih bernafsu dengan sebagai calon presiden di 2014.

Bayangkan, Jokowi yang sudah sangat tinggi melangit posisi namanya itu, sekarang seperti dikejar target, yaitu tahun 2014, dia mesti dilantik menjadi presiden Indonesia, seperti yang diinginkan oleh orang-orang yang ada dibelakangnya dan para fanatikusnya.

Tak heran, kalau sekarang ini, Ahok agak uring-uringan dengan Jokowi, karena Jokowi sudah sangat sibuk, mengikuti titah Mega, di suruh kampanye pilkada di daerah-daerah, ikut Rakenas PDIP, menemui Mega di setiap saat, sementara itu, waktu yang dimilikinya terbatas.

Apalagi, Jokowi hidungnya sudah mulai kembang-kempis, karena diinternal PDIP sudah mulai direkayasa dan berlangsung lobi-lobi, agar bekas walikota Solo ini, nantinya maju menjadi calon presiden, entah mendampingi Mega atau salah satu anak keturunan Mega.
Meskipun, kalau Jokowi nantinya menggantikan Mega, tak otomatis Indonesia akan menjadi lebih baik. Seperti diungkapkan Amin Rais, bahwa dirinya meragukan nasionalisme Jokowi. Karena, dibelakang Jokowi dan Mega, tak lain konglomerat hitam yang sudah diputihkan utang BLBI nya oleh Mega, saat ulang tahun di Bali, 2003.

Namun, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengaku tak khawatir dengan curahan hati Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang terkait Gubernur DKI Jakarta sekaligus kader PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Jokowi dan Basuki merupakan pasangan klop yang dapat bekerja dan membagi tugas dengan baik.

"Saya rasa mereka punya pembagian tugas yang baik, tak khawatirlah," kata Tjahjo di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (17/9/2013).

Anggota Komisi I DPR ini menegaskan, Jokowi dan Basuki dapat bekerja kompak karena keduanya telah merintis hubungan jauh hari sebelum diusung dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta periode 2012-2017. Tjahjo berharap tak ada pihak yang membesar-besarkan dan menjadikan keluhan itu sebagai polemik.

"Mereka kan sudah merintis kerja sama yang lama, tidak, tidak ada yang dikhawatirkan," tandasnya.

Sebelumnya, Ahok alias Basuki menyampaikan bahwa belakangan ini pekerjaannya bertambah berat dan menyita banyak waktu lantaran sering menggantikan posisi Jokowi yang sering cuti untuk berbagai keperluan. Tak jarang, Basuki jadi sering kehilangan waktu bersama keluarganya demi menjalankan tugas sebagai pemimpin Ibu Kota selama Jokowi cuti.

Hal itu disampaikannya saat dirinya pulang kampung ke Bangka Belitung, akhir pekan lalu. Dalam banyak kesempatan, Jokowi sering mengajukan cuti untuk pulang kampung ke Solo, atau mengikuti berbagai agenda politik PDI Perjuangan. Yang paling menyorot perhatian adalah ketika Jokowi berkali-kali turun menjadi juru kampanye di berbagai kampanye pemilihan kepala daerah.

Jangan mengeluh. Kalau nanti Jokowi menjadi presiden, maka Ahok akan menjadi gubernur. Kalau takdir baik memihak Jokowi dan Ahok. Kalau tidak akan hanya tinggal kayalan belaka. af/hh.

 


latestnews

View Full Version