SOLO (voa-islam.com) – Masjid Nurul Huda Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta atau yang lebih dikenal dengan kampus UNS Solo pada hari Ahad pagi 22 September 2013 terlihat tidak seperti biasanya.
Pasalnya, hari Ahad kemarin, masjid Nurul Huda menyelenggarakan acara berskala nasional yang dihadiri tidak hanya warga kota Bengawan, tapi juga masyarakat diluar kota Solo, bahkan ada yang dari luar negeri.
Acara diskusi ilmiyah bertajuk Seminar Nasional “Bahaya Syi’ah Terhadap NKRI & Persatuan Ummat” itu menghadirkan sejumlah narasumber yang memang berkompeten dibidangnya, khususnya tentang agama Syi’ah.
Diantara tokoh yang mengisi seminar nasional tersebut adalah KH. Athian Ali Moh. Da’i, Lc., MA (Bandung), ustadz Farid Achmad Oqbah, MA (Jakarta), KH. M. Said Abdul Shomad, Lc. (Makassar) dan DR. Mu’inudinillah Basri, MA (Solo).
...Kemarin (Sabtu -red), banyak SMS gelap yang masuk ke HP saya, meminta agar acara seminar nasional ini ditunda, atau dipindah tempatnya, dan bahkan ada yang mendesak agar dibatalkan...
Dalam sambutannya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surakarta Prof. Dr. DR. H. Zainal Arifin A, Sp.PD, KR, FINASIM mengaku, pada hari Sabtu atau satu hari menjelang digelarnya seminar nasional, banyak SMS gelap yang masuk kepada dirinya.
Diantara SMS yang masuk tersebut berisi teror, gangguan, ancaman dan desakan agar acara seminar nasional tersebut ditunda, dipindah tempatnya dan bahkan ada yang meminta untuk dibatalkan. Jika tidak maka akan terjadi sesuatu.
“Kemarin (Sabtu -red), banyak SMS gelap yang masuk ke HP saya, meminta agar acara seminar nasional ini ditunda, atau dipindah tempatnya, dan bahkan ada yang mendesak agar dibatalkan,” kata Prof Zaenal.
Dan ternyata, lanjut Prof Zaenal, pihak rektorat UNS Solo dan Prof Ravik Karsidi selaku rektor UNS Solo juga mendapatkan SMS gelap yang isisnya hampir sama, dan bahkan cenderung berisi teror dan ancaman.
...Pihak rektorat dan Prof Ravik Karsidi ternyata kemarin juga mendapatkan SMS yang sama dengan SMS yang saya terima, agar acara ini dibatalkan...
“Pihak rektorat dan Prof Ravik Karsidi ternyata kemarin juga mendapatkan SMS yang sama, dan bahkan berupa teror, yang intinya sama dengan SMS yang saya terima, agar acara ini dibatalkan,” ujarnya.
“Tapi karena masjid ini adalah milik umat, maka saya sampaikan sama pak Rektor supaya acara pada pagi hari ini tetap berjalan. Karena majelis ini adalah forum ilmiyah yang diisi oleh para pakar dibidangnya,” imbuhnya.
“Ibaratnya, kalau sebuah penyakit itu membutuhkan penanganan khusus, maka yang menangani juga dokter spesialis, bahkan penanganannya juga harus sangat spesial. Sama halnya dengan masalah Syi’ah ini,” ucapnya.
“Saya yakin, para pembicara yang ada didepan ini adalah para ustadz yang memang pakar masalah Syi’ah yang nantinya akan memberikan diagnosanya kepada kita tentang Syi’ah, dan kemudian memberikan obat dan penangkalnya, agar kita terbebas dari Syi’ah,” tandasnya.
...Tapi karena masjid ini adalah milik umat, maka saya sampaikan sama pak Rektor supaya acara pada pagi hari ini tetap berjalan...
Terakhir, salah satu dosen kedokteran di kampus UNS Solo ini menutup sambutannya dengan membacakan surat Al Muddatstsir (QS. 74) ayat 1 sampai 5 yang intinya menyeru para peserta untuk juga mengingatkan kaum muslimin yang lainnya akan bahaya Syi’ah.
“Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan. Maksudnya, sampaikanlah kebenaran dan tunjukkan kebathilan itu. Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Jika ada diantara kita yang masih meyakini kebaikan dari kesesatan ajaran Syi’ah ini, mari kita tinggalkan hari ini juga,” pungkasnya.
Sementara itu, ustadz Aris Munandar Al Fath selaku panitia pelaksana dari Dewan Syari’ah Kota Surakarta (DSKS) dan yang didaulat menjadi moderator dalam seminar nasional membenarkan adanya SMS gangguan tersebut.
“Memang kemarin banyak sekali SMS gelap berupa teror yang menghendaki agar acara seminar nasional ini dibatalkan. Namun alhamdulillah, MUI maupun rektor UNS Solo, Prof Ravik Karsidi tidak takut dengan ancaman itu,” kata ustadz Aris.
...Ibarat sebuah penyakit itu membutuhkan penanganan khusus, maka yang menangani juga dokter spesialis, bahkan penanganannya harus spesial. Sama halnya dengan masalah Syi’ah ini...
Pimpinan Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII) Jawa Tengah ini juga mengingatkan para peserta jika seminar nasional tersebut bukanlah ajang untuk menghakimi dan menyerang pihak tertentu baik individu maupun kelembagaan.
“Seminar nasional ini bukanlah ajang untuk menyerang pihak tertentu. Karena saya melihat hingga detik ini masih banyak oknum yang menggunakan forum ini untuk menghakimi individu dan kelompok tertentu,” pesannya.
Menurut sekretaris DSKS ini, seminar nasional ini adalah forum untuk menjelaskan kepada masyarakat dan umat Islam akan bahaya laten agama Syi’ah baik terhadap persatuan NKRI dan umat Islam, yang ajara sesatnya sudah menjamur di masyarakat.
“Majelis ini adalah forum ilmiyah untuk kita agar mengetahui apa itu Syi’ah, bagaimana ajaran sesatnya, dan supaya kita bisa waspada terhadapnya, dan kemudian menjauhi dan meninggalkannya,” tandasnya.
...Saya yakin, para pembicara ini adalah para ustadz yang memang pakar masalah Syi’ah yang nantinya memberikan obat dan penangkalnya, agar kita terbebas dari Syi’ah...
Meskipun menjelang dilaksanakannya seminar nasional banyak SMS gelap berupa gangguan dan teror, akan tetapi seminar nasional yang dimulai pada pukul 08.30 sampai 12.30 WIB berjalan lancar dan aman.
Satu persatu para pembicara juga menyampaikan materinya dengan enjoy dan tanpa ada tekanan sedikitpun. Pembicara pertama yang berkesempatan menyampaikan materinya adalah ustadz Farid Oqbah.
Dalam makalahnya yang berjudul “Hawa Nafsu Dibalik Semua Aliran Sesat”, pakar Syi’ah yang juga pengurus Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini menyampaikan data fakta kesesatan ajaran agama Syi’ah.
Kemudian dilanjutkan penyampaian materi dari pembicara kedua yakni Kyai Said Abdul Shomad dengan makalahnya berjudul “Syi’ah Dalam Pandangan MUI”. Menurut Kyai Said, sikap MUI terhadap Syi’ah sudah sangat jelas.
...Seminar nasional ini bukanlah ajang untuk menyerang pihak tertentu. Karena hingga detik ini masih banyak oknum yang menggunakan forum ini untuk menghakimi individu dan kelompok tertentu...
Meskipun MUI Pusat belum menyampaikan fatwa sesat tentang Syi’ah, tegas Kyai Said, namun fatwa sesat yang dikeluarkan MUI ditingkat wilayah seperti fatwa sesat Syi’ah oleh MUI Jawa Timur sudah bisa menjadi pegangan masyarakat dan umat Islam.
Lalu, penyampaian materi yang selanjutnya disampaikan oleh Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) ustadz Athian Ali Da’i dengan makalahnya yang berjudul “FUUI Pernah Keluarkan Fatwa Sesat Syi’ah”.
Ustadz Athian lebih banyak berbicara seputar pergerakan agama Syi’ah di Indonesia. Pakar dan pemerhati aliran sesat ini mengatakan jika konsep Taqiyyah yang selama ini dipraktekkan Syi’ah adalah sebuah aqidah yang harus diwaspadai oleh kaum muslimin.
Dan pembicara terakhir yakni ustadz Mu’in menyampaikan materi berjudul “Cinta Ahlu Bait Dalam Pandangan Syari’ah, dan Perbedaan Esensial Agama Syi’ah dan Islam”. Ketua DSKS ini menegaskan jika Syi’ah bukanlah aliran dalam Islam, namun agama tersendiri diluar Islam. [Khalid Khalifah]