JAKARTA (voa-islam.com) - Meski ditolak warga Lenteng Agung, Lurah Susan Jasmin Zulkifly belum juga mau minggat untuk pindah ke wilayah lain. Lurah Susan tetap bertahan, bahkan tak kehabisan akal untuk mencoba mencari dukungan dan menebar pesona, meski dengan caranya yang licik, yakni memberi “hadiah” kepada tokoh masyarakat, sejumlah kiai, dan seluruh Ketua RT se-kelurahan Lenteng Agung.
Sebelumnya terbetik kabar, ada bebepa kiai dan tokoh masyarakat di Lenteng Agung yang disuap oleh Lurah Lenteng Agung agar tidak lagi melakukan aksi dan mendesaknya pindah ke wilayah lain. Menanggapi hal itu, Haji Naseri Nasrullah, Ketua Tim Warga Lenteng Agung mengatakan, itu adalah upaya Lurah Susan untuk pencitraan bagi dirinya.
“Dia mencoba tebar pesona dengan mendatangi ke kediaman tokoh masyarakat dan ulama setempat secara bergiliran. Sambil membawa hadiah berupa uang, Lurah Susan memotret kami seolah kami memberi dukungan,” kata H. Naseri yang didampingi oleh KH. Solihin Ilyas (ulama Betawi), dan H. Yahya Hasibuan (Sekretaris Tim Warga LA).
Rupanya Lurah Susan sedang melakukan pendekatan kepada kiai dan tokoh masyarakat setempat. Kejadiannya, lebaran lalu Lurah Susan mendatangi beberapa kiai Betawi di Lenteng Agung untuk bersilaturahim. Ketika itu suasananya banyak tamu yang hadir. Mengingat KH. Solihin Ilyas adalah kiai Betawi yang berpengaruh di Lenteng Agung.
"Namanya juga lebaran, orang mau silaturahim masa kita usir. Yang jelas, kami tidak suka diperlakukan seperti itu, memberi hadiah tapi ad aiming-iming tertentu. Kami tetap menolak Lurah Susan yang non Muslim sebagai Lurah Lenteng Agung,” tegas Naseri.
Ada tiga kiai yang didatengi saat lebaran pertama dan kedua secara bergiliran atau satu per satu. Saat berkunjung, Lurah Susan memberi uang kepada sang kiai sebesar Rp. 500.000. Yang jelas, kiai tersebut tidak tahu menahu dalam rangka apa uang itu diberikan. Konyolnya, begitu sang kiai menerima uang itu, Lurah Susan mengambil gambar (memfoto) untuk diabadikannya. Kemudian foto itu disebarluaskan ke walikota, dengan sebuah pesan, para kiai dan tokoh masyarakat Lenteng Agung seolah mendukungnya.
Sebelum 17 Agustus 2013, beberapa Ketua RT yang sedang pasang bendera juga diberi uang senilai Rp. 500.000. Saat serah terima, moment itu juga diabadikan dengan foto dan disampaikan ke walikota. “Jadi bukan hanya ulama. Saat ada acara di Puncak, Ketua RT se-kelurahan LA dibagi-bagi duit dari Lurah Susan. Tercatat, ada 114 RT, 10 LMK, 10 RW , dan staf. Tujuannya, jelas mencari dukungan. “
Kabarnya, acara di Puncak itu adalah dalam rangka untuk memperbaiki keretakan sekaligus menjaga keakraban antara Lurah dan RT se-Lenteng Agung. Jadi, Ketua RT LA lebih patuh kepada Kiai atau Lurah? “Masih ada sebagaian Ketua RT yang patuh ke kiai,”kata Naseri.
Ketika ditanya, kenapa tidak dikembalikan saja uang itu? “Kalo ente mau anterin, ane kasih dan balikin duitnya sekarang juga,” kata KH. Solihin Ilyas. [desastian]