View Full Version
Selasa, 01 Oct 2013

Diajak Makan Siang Jokowi, Warga Lenteng Agung Tetap Tolak Lurah Susan

JAKARTA (voa-islam.com) — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan melobi warga Lenteng Agung dengan mengajak makan siang warga. Belum diketahui, kapan lobi-lobi Jokowi agar warga Lenteng Agung menghentikan penolakannya terhadap Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli yang non muslim itu.

Saat dihubungi voa-islam tentang ajakan Jokowi untuk makan siang, H. Naseri dan KH. Solihin Ilyas menyatakan kesediaannya untuk diajak makan siang. Tapi jangan pernah berharap tokoh masyarakat Betawi asal Lenteng Agung tersebut bisa dibujuk, apalagi disuap untuk menjadi lunak.

H. Naseri dan KH. Solihin Ilyas menyatakan kesediaannya untuk diajak makan siang. Tapi jangan pernah berharap tokoh masyarakat Betawi asal Lenteng Agung tersebut bisa dibujuk, apalagi disuap untuk menjadi lunak.

“Kita belum tahu kapan makan siangnya. Yang pasti, kita mau timnya harus sembilan orang, bukan lima orang seperti yang diminta pihak Jokowi. Karena tim warga Lenteng Agung bukan pribadi-pribadi, melainkan ada timnya. Kita juga gak mau diajak Jokowi makan di restoran. Kita maunya makan dan bertemu di Balaikota. Kita ini bukan kuli, tapi perwakilan warga Lenteng Agung,” kata kiai berpengaruh asal Lenteng, KH. Solihin Ilyas via telpon.

Terbetik kabar, ajakan Jokowi mengajak makan siang para pendemo Lurah Susan minggu ini diundur. "Makan siang diundur itu," ujar Jokowi ketika ditanya wartawan di Balai Kota, Jakarta, Senin (30/9).

Kita juga gak mau diajak Jokowi makan di restoran. Kita maunya makan dan bertemu di Balaikota. Kita ini bukan kuli, tapi perwakilan warga Lenteng Agung

Jokowi menegaskan para pendemo Lurah Susan pasti akan diundang makan siang tetapi waktunya masih belum diketahui. "Pengen diundang tetapi belum. Kalau nggak pekan ini ya pekan depan tapi kalau nggak pekan depan ya pekan depannya lagi," tegas dia."(Surat protes) sudah saya baca. Enggak apa-apa, ditanggapi sih sudah, ditemui nanti diundang saja 10-12 orang minggu depan," kata Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.

Sebelumnya, Jokowi menegaskan, undangan itu bukan berarti ia mengakomodasi tuntutan warga. Soal penggantian lurah, Jokowi akan menilainya berdasarkan hasil Index Government Survey (IGS) terhadap lurah dan camat yang dilakukan setiap 6 bulan."Yang dimediasi soal apa? Kan, kemarin-kemarin sudah ke sini, sudah saya bilang enggak, enggak (dimutasi)," kata Jokowi.

Jokowi menyebutkan, jika IGS yang dihimpun langsung dari masyarakat tentang Susan menunjukkan nilai baik, maka tidak ada alasan baginya untuk merotasi Susan. Namun, jika hasil IGS terhadap Susan menunjukkan sebaliknya,  Jokowi tidak segan-segan untuk melakukan rotasi.

Makan siang dengan para penentang Lurah Susan itu, dikatakan Jokowi tak lebih hanya sebagai ajang silaturahim. Jokowi akan memberikan pengertian kepada tokoh masyarakat LA tentang hasil program lelang jabatan yang telah dilalui Susan dan pegawai negeri sipil lain.

Beberapa waktu lalu, sejumlah warga meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk mengganti Susan Jasmine Zulkifli karena factor agamanya (non muslim).   Warga Lenteng menuntut agar Susan dipindahkan dan diganti dengan yang lebih sesuai.

Lobi-lobi makan siang pernah dilakukan Jokowi saat memecahkan masalah warga Waduk Pluit dan warga Waduk Ria Rio untuk membicarakan relokasi warga ke rumah susun. Cara yang sama juga dilakukan bersama warga Petukangan Selatan yang menuntut ganti rugi yang layak atas pembebasan lahan untuk proyek jalan tol. [desastian]


latestnews

View Full Version