JAKARTA (voa-islam.com) - Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menegaskan, Pemerintah Indonesia sebaiknya menarik diri dari keanggotaan APEC. Karena tidak membuat Indonesia untung, tapi malah buntung. Indonesia bukanlah Negara yang paling siap dengan perdagangan bebas. Keikutsertaan Indonesia dalam keanggotaan APEC memang sangat dipaksakan.
Setelah ajang Miss World, Bali kembali akan mengadakan event internasional. Pada 5-8 Oktober 2013 ini akan diselenggarakan Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) yang akan dihadiri 21 kepala negara, termasuk Presiden AS, Barack Obama.
APEC dinilai sebagai kekuatan ekonomi dunia saat ini. Karena itu, maju mundurn ekonomi dunia banyak ditentukan oleh maju mundurnya ekonomi APEC. Dikabarkan, sejak APEC berdiri tahun 1989, total perdagangan internasional anggota APEC meningkat. Lapangan kerja yang tercipta di kawasan APEC dari 1999 hingga 2001 juga meningkat, dan kemiskinan turun 35 persen.
“Tapi gambaran yang tampak manis itu tidak berbanding lurus dengan fakta untuk rakyat Indonesia. Sejak kebijakan perdagangan bebas melalui ASEAN ditandatangani oleh pemerintahan SBY, setiap tahun ribuan industry nasional gulung tikar, karena kalah bersaing dengan produk dari luar,” kata Ismail dalam jumpa pers di kantor HTI di Jakarta, kemarin.
HTI mencatat, sebanyak 1.470 industri lenyap dalam tahun 2007. Sebanyak 2.304 perusahaan hilang (2008), sebanyak 1.226 hancur (2009), dan sebanyak 1.123 perusahaan juga lenyap (2010). Total perusahaan yang lenyap pada periode tersebut mencapai 6.123 perusahaan. Keadaan ini mengakibatkan meningkatnya pengangguran.
Perjanjian perdagangan bebas dan liberalisasi investasi yang akan disepakati melalui APEC, tentu akan makin memperburuk keadaan. APEC yang diselenggarakan di Bali jelas bentuk imperialisme politik yang sarat dengan mudharat bangsa bangsa dan Negara ini. [desastian]