View Full Version
Rabu, 09 Oct 2013

KTT APEC : Hanya Foto-foto Bagi Para Pemimpin Dunia

Nusa Dua, (voa-islam.com). Mungkin yang paling menarik saat berlangsungya penutupan, di mana para pemimpin APEC melakukan foto bersama dengan menggunakan baju batik. Acara foto bersama itu, lebih menunjukkan keinginan mengulangi kegagalan saat melakukan "foto keluarga", di KTT APEC pertama di Seattle Amerika,  tahun 1993.

Selain, para  pemimpin dunia itu, membuat langkah-langkah membuat perjanjian internasional bersama - sesekali mereka mau mengikuti keinangan panitia lokal (Indonesia) dan  para pemimpin dunia, melakukan sesuatu yang mereka tidak akan biasanya  melakukan, yaitu melakukan foto bersama, alias foto keluarga, maksudnya para pemimpin dunia.

Diambil setiap tahun ( dengan beberapa pengecualian ) dalam pakaian tradisional dari negara tuan rumah, yang terkenal Asia - Pacific Economic Co -operation ( APEC ) "foto keluarga", tradisi ini sudah dimulai sejak KTT APEC pertama diadakan di dekat Seattle pada tahun 1993 .

Mungkin terinspirasi oleh Jepang pada tahun 2010 memutuskan untuk menggunakan pakaian tradisi. Singkatnya,  pakaian kelompok APEC  telah disimpan dalam beberapa tahun terakhir. Sekarang giliran Indonesia meminta para pemimpin dunia menggunakan pakaian batik yang buatan Indonesia.

Tetapi pada KTT APEC tahun ini , pada matahari berada pulau Bali Indonesia. Dalam kemeja, blues, merah, ungu dan hijau, para pemimpin APEC menuju ke acara dinner pada hari Senin mencari harga, dan kadang-kadang canggung, termasuk rancangan kemeja Bali.

Kemeja terbuat dari kain seperti sutra lokal yang disebut endek . Perdana Menteri Australia Tony Abbott tidak tampak sangat nyaman , pemimpin Rusia Vladimir Putin tampak agak kaku dalam kemeja hijau , mitranya dari Cina Xi Jinping memakai merah dan ungu dipilih untuk Menteri Luar Negeri AS John Kerry , mengisi untuk absen presiden AS .

Heran jika Presiden Obama akan mendapatkan kemeja batik,dan akn dikirimkan melalui delegasi Amerika.

APEC bulan hanya berusaha melakukan liberalisasi perdagangan, invesati, dan jasa, tetapi ini akan berdampak terdampak budaya, dan iklim kehidupan yang akan terus berinteraksi diantara  para anggota APEC. Tentu, dalam kaidah atau terminologi kapitalis, siapa yang kuat, pasti akan memasang yang lemah. Tidak ada yang kuat akan menolong yang lemah.

Dibalik pesta pakaian yang gemerlap di acara dinner yang berlangsung, sejatinya masing-masing para pemimpin dunia itu, memiliki agenda masing-masing sesuai dengan kepentingan nasional mereka. Tidak mungkin mereka akan bisa bertoleransi dengan negara lainnya. Indonesia sudah masuk lingkup ekonomi global, di mana yang kuat akan memangsa yang lemah. Itulah ideologi kapitalisme. afh/hh


latestnews

View Full Version