View Full Version
Kamis, 10 Oct 2013

Ditantang Mubahalah Ustadz Ba'asyir, Tiga 'Kacung' BNPT Hanya Diam

Nusakambangan (voa-islam.com) - Tiga utusan BNPT -Abdurrahman Ayyub, Abdul Hakim dan Nasir Abbas- yang mengajak debat Ustadz Abu Bakar Ba’asyir tentang NKRI ditantang mubahalah. Mendapat tantangan yang tak beresiko ringan, ketiga orang yang pernah memiliki hubungan dekat dengan Amir Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) tersebut  hanya diam.

“Ya, mereka hanya diam saja dan tak menjawab tantangan Ustadz,” jawab Abu Harits, asisten Ustadz Abu dari Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) kepada voa-islam.com.

Ustadz Fuad Hazimi –melalui sambungan telephon- menduga, ketidakberanian Abdurrahman Ayyub menjawab tantangan Mubahalah adalah karena sebenarnya dia menyadari lemahnya hujjah menyebut Indonesia yang menolak terapkan syariat Islam sebagai negara Islam.

“Sengaco-ngaconya Abdurrahman Ayyub dia masih meyakini apa yang didakwahkannya dulu adalah benar.” Tutur Ustadz yang pernah bersama Abdurrahman Ayyub saat masih aktif dakwah di Australia kepada voa-islam.com (Kamis, 10/10/2013)

Karenanya, Ayyub sengaja tidak menjawab tantangan mubahalah karena dampak buruknya yang akan merusak dunia dan akhiratnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tiga utusan BNPT telah datang menemui Ustadz Abu bakar Ba’asyir di sel Super Maximum Seciruty (SMS), LP Pasir Putih, Nusakambangan Selasa pagi. Kedatangan di luar jam besuk tersebut membawa misi melemahkan pandangan Ustadz Abu tentang status Indonesia yang bukan negara Islam.

“Mereka datang untuk mendebat ustadz Abu Bakar Ba’asyir terkait negara ini darul Islam atau darul kufr.” Kata Abu Harits yang biasa membesuk ustadz Ba’asyir di Nusakambangan, Selasa (8/10/2013).

Karena debat tidak ada titik temu, Ustadz Abu menantang mubahalah ketiga orang suruhan BNPT tersebut. Mendapat tantangan dengan resiko yang tidak ringan tersebut, mereka hanya diam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version