View Full Version
Senin, 14 Oct 2013

Persekutuan Gereja Indonesia Usung Wacana Pemimpin Kristen 2014

JAKARTA (voa-islam.com) – Dalam sebuah diskusi bertajuk "Peran Gereja Menyongsong 2014" di Gedung Lembaga Alkitab Indonesia (LIA), Jakarta, September lalu (19/9/2013), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mendukung dan mengusung pemimpin Kristen di pentas nasional menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2014 mendatang.

Pendeta Dr Richard Daulay ketika menjadi pembicara mengungkapkan, saat ini terdapat sejumlah tokoh kristen yang berpotensi menjadi pemimpin. Ia menyebutkan sejumlah nama potensial seperti Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, EE Mangindaan, dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Selain itu, Menparekraf Mari Elka Pangestu, mantan Menteri Perindustrian Luhut Binsar Pandjaitan, mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) Johnny Lumintang.

"Pemimpin kristen bukan sebuah keniscayaan, tetapi harapan yang dapat diwujudkan. Kita harus bersatu mendayagunakan potensi yang ada bagi kemajuan bangsa,," kata Pendeta Richard, seperti diberitakan hidayatullah.com. Richard menyebutkan, sebagai negara majemuk, saatnya bagi Indonesia memunculkan potensi umat kristen di bidang pemerintahan. 

Menanggapi hal tersebut, mantan misionaris Ustadz Bernard Abdul Jabbar mengatakan bahwa wacana capres Kristen memang sudah dicanangkan sejak lama sebagai salah satu rencana besar untuk mengusai perpolitikan di negeri ini dengan cara menguasai kekuasaan dari tingkat bawah sampai presiden.

"Tujuannya untuk mempermudah jalan menuju tahun tuaian 2020, maka diupayakan untuk dapat menguasai kepemimpinan. Sebagaimana di katakan pimpinan Partai Damai Sejahtera (PDS) bahwa sudah saatnya orang Kristen menguasai istana, sudah saatnya lagu haleluyah berdengun di istana, dan sudah saatnya lambang Kristen ada di istana," ungkap Ustadz Bernard.

Mantan penginjil ini juga mengatakan bahwa seluruh umat kristiani akan berupaya dengan segala daya mewujudkan cita-cita tersebut. "Dan sekarang mereka sudah mewacanakan capres Kristen, boleh jadi ini sebagai titik awal untuk menjadikan Negara Kristen Republik Indonesia (NKRI) di tahun 2020 mendatang," ujarnya.

"Apakah kita mayoritas rela dipimpin minoritas? Sudah saatnya umat Islam memimpin dengan syariat Islam agar malapetaka besar tidak terjadi," pungkasnya.

Jika para pendeta mewacanakan tampilnya pemimpin Kristen di pentas nasional menghadapi Pilpres 2014, bagaimana dengan para ulama? Sudahkah menyiapkan tampilnya pemimpin Islam yang mengedepankan syariah, menghantarkan negeri ini baldatun warabbun ghafur? [desastian/dbs]


latestnews

View Full Version