CIREBON (voa-islam.com) – Biadab. Menolak untuk dimurtadkan, Indra Kokasih alias Ayung membakar istri dan mertuanya di Cirebon. Perbuatan biadab yang dilakukan oleh Ayung, sontak membuat kaum muslimin di Cirebon berang dan melakukan pembelaan.
Seperti diberitakan Kiblat.net, bermula, Ayung Indrajaya Kosasih (32) adalah seorang Nasrani keturunan Cina yang berasal dari Kota Cirebon. Ia adalah warga Kelurahan Tanda Barat Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon. Sedangkan, Rini Fitriana adalah seorang muslimah yang berasal dari Sukamulya, Kecamatan Cigugur, Kuningan.
Saat menikahi istrinya, Ayung pura-pura masuk Islam. Rupanya, Ayung punya misi untuk memurtadkan istrinya dengan modus menikahi muslimah. Setelah menikah, Ayung kembali murtad. Ayung kemudian mengajak dan memaksa istrinya untuk murtad, tetapi dihalangi ayahnya.
Menolak untuk dimurtadkan, Ayung yang tinggal satu rumah dengan istri dan mertuanya (Yoyo Halim Mulyana) yang telah berusia senja (70), dengan cara yang sadis membakar mertuanya hingga menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sedangkan, isterinya menjadi korban pembakaran hingga cacat permanen.
Sang mertua mengizinkan Ayung menikahi anaknya dengan syarat, Ayung harus masuk Islam terlebih dahulu. Ayung pun memenuhi persyaratan itu, kemudian pada tanggal 14 Mei 2009,menikahlah Ayung dengan Rini di Desa Sukamulya, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan dengan dibuktikan adanya buku nikah yang dikeluarkan oleh KUA Cigugur.
Dari hasil pernikahannya itu membuat anak yang dinamai Jansen. Kemudian, Rini membeli rumah di Cirebon dan mengajak orangtuanya di Kuningan tinggal di Cirebon. Orang tua Rini sering mendidik cucunya (Jansen) dengan ajaran-ajaran Islam. Seperti membaca Basmallah, mengucapkan salam, belajar shalat, dan sebagainya.
Rupanya, didikan mertua dengan ajaran Islam, membuat Ayung naik pitam. Tak perlak terjadi pertengkaran hebat di dalam rumah. Usut punya usut, Rini, sang istri mulai tahu, ternyata suaminya itu telah kembali ke agama semula, Nasrani. Ayung mengatakan kepada istrinya, jika dia tidak mau anaknya diajari tentang Islam, bahkan dipakaikan kopiah. Ayung marah jika anaknya dipakaikan kopiah.
Sejak kembali menjadi Nasrani, Ayung membuat Kartu Keluarga dan KTP keluarganya dengan mengubah status agamaya dari beragama Islam menjadi Nasrani.
Ayung dan Rini sempat pisah ranjang selama 3 bulan. Namun, belakangan Ayung datang ke orang tua Rini dan mengatakan ingin kembali melanjutkan rumah tangganya, namun dengan tetap meyakini agama nasrani. Namun, keinginan itu ditolak sang mertua. Sebab menurutnya, itu sama dengan mempermainkan agama Islam. Yang jelas, ini bukan sekedar konflik rumah tangga biasa. Tapi pelecehan terhadap Islam dan kaum muslimin. [desastian/fajar]