Jakarta (voa-islam.com) Begitu intennya hubungan Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sering bertemu. Sering berkonsultasi alias curhat, bahkan makan bareng.
Sampai berbagai hal kebijakan yang akan dijalankan pun harus dibicarakan dengan Mega. Ini menggambarkan betapa posisi Jokowi di depan Mega.
Bahkan, mengambil keputusan proyek monorel pun harus mendapatkan restu dari Mega.
Sekarang, Gubernur DKI Jokowi melakukan konsultasi terkait dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) buruh kepada ketua Umum PDIP Megawati. Sikap Jokowi yang sangat tergantung kepada Mega menimbulkan berbagai pertanyaan yang seharusnya partai tidak ikut campur.
"Penetapan KHL dalam hal ini adalah kebijakan Pemprov DKI yang seharusnya didiskusikan bersama DPRD DKI, buruh, dan SKPD terkait," kata Siti Zuhroh, peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI, Senin (21/10/2013).
Menurutnya tindakan Jokowi berkonsultasi dengan Megawati sebagai pimpinan partai, tentu akan mendapat sorotan yang kritis, karena partai erat kaitannya dengan tarik menarik kepentingan.
"Kader menginduk ke partai, itu tak perlu dipertanyakan lagi. Masalahnya, apa petunjuk dari pimpinan partai itu positif atau sebaliknya? Yang dipermasalahkan, bagaimana jika petunjuk itu tidak positif pada pembangunan di DKI," kata Siti.
Dikatakannya, Jokowi sebagai pimpinan di Pemprov DKI, seharusnya membahas masalah KHL dengan DPRD DKI dan SKPD terkait. "Agar lembaga-lembaga di lingkungan Pemprov DKI merasa diorangkan. Itu bagian dari mereformasi birokrasi di Pemprov DKI," jelasnya.
Siti pun tak mau terlalu menanggapi anggapan yang menyebut Jokowi adalah boneka politik Megawati. Menurutnya hal tersebut adalah urusan internal dari PDIP sendiri.
"Itu urusan dapur PDIP. Perkara dia (Jokowi) anak emas, menginduk, atau apa, itu urusan Jokowi dan PDIP. Yang perlu diintervensi, kalau ada kebijakan-kebijakan yang tidak benar. Sekarang ini urusannya bagaimana agar rakyat dibawah pemerintahan Jokowi bisa lebih nyaman, maju, tidak banjir, pelayanan publik prima, dan transportasinya lebih bagus," tandasnya.
Seperti diketahui, hari ini Jokowi menyambangi kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng Jakarta Pusat, untuk membahas KHL 2014. Megawati pun hari ini berkunjung ke sebuah pabrik di Tangerang untuk melakukan pertemuan dengan para buruh.
Memang, Jokowi sudah digadang-gadang, dan disebut sebagai "satrio piningit" yang akan diangkat PDIP menjad calon presiden di tahun 2014 nanti, ujar sejumlah fungsionaris PDIP. Maka, sekarang Jokowi memposisikan diri lebih hormat kepada "owner" PDIP, yaitu Mega. ah/ff