View Full Version
Jum'at, 25 Oct 2013

Bubarkan Idul Ghadir Syiah, Lasykar Mujahidin Ajak Umat Kumpul 8 Pagi

Jakarta (voa-islam.com) – Lasykar Mujahidin Indonesia mengajak seluruh komandan jihad, ormas Islam, dan umat Islam Indonesia membubarkan acara perayaan hari raya terbesar umat Syi’ah, Idul Ghadir, di Gedung Smesco Jln Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (26/10/2013) pagi. Menurut koordinator lasykar, Ustadz Abu Robbani Abdullah, lasykar sudah akan berada di depan pintu masuk gedung Smesco jam 08.00 WIB.

“Insya Allah, kita sudah berkumpul jam 08.00 pagi,” kata Ustadz Abu Robbani Abdullah kepada voa-islam, Jum’at (25/10/2013)

Ustadz Abdullah -sapaan akrabnya- mengajak seluruh umat Islam Ahlus Sunnah yang ada di Jakarta dan sekitarnya untuk hadir lebih pagi di tempat acara perayaan Idul Ghadir sebelum jam 08.00 WIB.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Lasykar Mujahidin Indonesia sudah menyiapkan kekuatan penuh memimpin pembubaran acara perayaan Idul Ghadir Syi’ah yang kehormatannya diyakini lebih agung dari pada Idul Fitri dan Idul Adha tersebut. Lasykar juga mengajak umat Islam secara luas untuk ikut serta dalam aksi tersebut.

“Kepada seluruh komandan jihad Ahlussunnah di mana saja berada, dan kepada segenap Ormas Islam dan ummat Islam Ahlussunnah untuk segera berkumpul bersatu dan konsolidasi dalam rangka menolak dan membubarkan acara agama Syiah yang akan mengadakan acara internasional seminar propaganda Syiah dan ritual peringatan hari sesat dan menyesatkan Idul Ghodir di SMESCO jalan Gatotsubroto kav 94 Sabtu 26 Oktober 2013,” tulis Amir Mujahidin wilayah Jabodetabek, Ustadz Abu Robbani Abdullah dalam surat elektronik yang dikirimkan kepada voa-islam.com.

Dalam pantauan kami, himbauan lasykar Mujahidin Indonesia ini tersebar cepat melalui media sosial semacam Facebook, twitter, BBM, dan lainnya.

Idul Ghadir dalam ‘agama” Syi’ah adalah hari ketika Nabi SAW menunjuk Ali bin Abi Thalib menjadi Khalifah penerus kepemimpinan umat setelah wafatnya Rasulullah SAW. Yang kata mereka Jibril turun menyampaikan wahyu kepada Nabi berkenaan dengan hal ini, bahkan Idul Ghadir menurut mereka adalah Hari Raya terbesar. (Lihat Idul Ghadir A’zhamul A’yad fil Islam/ Idul Ghadir Hari Raya Terbesar dalam Islam, karangan Sayyid Muhammad Husain Al-Syirazi, hal. 12).

Salah satu situs Syi’ah Indonesia, ****online.com menuliskan, “Hari ke 18 bulan Dzulhijjah merupakan hari Ghadir Khum, Ied al-Akbar (hari raya besar), hari raya keluarga Muhammad Saw dan termasuk hari raya yang paling besar, Allah SWT tidak mengutus seorang nabi kecuali merayakan hari raya ini dan menjaga kehormatannya. Nama hari ini di langit adalah Yaumu al-Ahdu al-Mau’ud (hari yang dijanjikan) dan di bumi Yaumu al-Mitsaq al-Ma’khudz (hari perjanjian) dan al-Jam’u al-Masyhud (hari perkumpulan).”

Keyakinan ini dilandaskan kepada beberapa riwayat dusta yang diyakini Syi’ah, salah satunya - dalam situs tersebut- yang diceritakan bahwasanya mereka bertanya kepada Imam Shadiq as: apakah kaum muslimin mempunyai hari raya selain hari Jum’at, hari raya Fitri dan Adha? beliau menjawab: ”Ia, yaitu hari raya yang kehormatannya melebihi seluruh hari raya”, perawi mengatakan: hari raya apa itu? beliau menjawab: “hari itu adalah hari dimana Rasulullah SAW menobatkan Amirul Mukminin as sebagai khalifahnya dan bersabda: “barang siapa yang menganggap aku pemimpinnya maka Ali adalah pemimpinnya”, hari itu adalah hari kedelapan belas bulan Zulhijjah“. Perawi bertanya lagi: apa yang harus dikerjakan di hari itu? beliau menjawab: ”berpuasa, beribadah, menyebut-nyebut Muhammad dan keluarganya dan bershalawatlah atas mereka”. Rasulullah SAW telah berwasiat kepada Amiril Mukminin as untuk merayakan hari raya ini, begitu juga setiap nabi berwasiat kepada washinya supaya merayakan hari ini.”

Perayaan ini menjadi bukti nyata bahwa ajaran Syi’ah bukan bagian dari Islam. Mereka terus medakwahkann ajaran agama mereka kepada kaum muslimin Indonesia. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version