View Full Version
Rabu, 30 Oct 2013

Golkar Bingung Mencari Pendamping Ical dan Ratingnya Tidak Naik

Jakarta (voa-islam.com) Golkar bingung mencari pendamping ARB (Aburizal Bakrie) yang akan maju mencalonkan presiden di  pemilu 2014 nanti. Kalangan internal, seperti Ketua Dewan Pembina Golkar, Akbar Tanjung sudah berulangkali mengusulkan agar pencapresan ARB ditinjau kembali, jika sampai akhir tahun ini, ratingnya tidak naik.

ARB memang sulit akan mendapatkan dukungan rakyat, secara luas, akibat kasus Lapindo di Sidoardjo, Jawa Timur, seperti tidak bisa dihapus dari ingatan  rakyat. Karena  itu, sekarang Golkar mencari sosok yang dapat mendampingi  ARB, dan dapat mendongkrak suara Golkar. Tetapi, ini tidak mudah, yang pasti Golkar menginginkan tokoh dari Jawa. Kriteria suku Jawa ini, karena, pulau Jawa menjadi gudang suara pemilih.

Namun,  belakangan ini Golkar masih harus menghadapi kasus yang tidak ringan yang akan menghantam partai bikinan Soeharton itu. Di mana dinasti Chasan Shohib, Ratu Atut Chosiah, Gubernur Banten, mulai diendus oleh KPK. Adik Atut, Wawan suami Walikota Tangsel Airin, sudah dijebloskan ke dalam tahanan KPK, karena menyogok Ketua MK Akil Mochtar.

Drama sogok dan suap yang mendera Ketua MK, Akil Mochtar, akan menghancurkan kredibelitas Golkar, dan berikbat terhadap suara Golkar di pemilu  tahun 2014 nanti. Akil Mochtar  dan Atut, tak lain, juga kader Golkar.  Menurut salah satu fungsionaris Golkar, Indra J.Piliang, satu-satunya gudang suara Golkar, di tanah Jawa, hanya  tinggal Banten. 

Bila Ratu Atut menjadi tersangka, maka Golkar di Banten, pasti akan roboh, ungkap Indra J.Piliang. Ini tidak mustahil. Karena, jika Ratu Atut menjadi tersangka, maka posisinya akan digantikan Rano Karno, yang didukung PDIP. Pasti  konstalisasi politik di Banten akan berubah.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan, kemungkinan partainya menggaet Mahfud MD sebagai bakal calon pendamping Aburizal "Ical" Bakrie sangat kecil. Pasalnya, Mahfud saat ini telah menjadi incaran partai lain, dan Golkar lebih tertarik mencari tokoh selain Mahfud untuk berduet dengan Ical di tahun depan.

Priyo menjelaskan, ketertarikan Golkar pada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu memang ada akan tetapi tidak terlalu besar. Justru menurutnya, Golkar mengaku lebih tertarik menjadikan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai cawapres Ical di 2014. 

"Kenapa tanya Mahfud? Kan dia dipinang partai lain," kata Priyo, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (30/10/2013). 

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini menyampaikan, pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar bulan depan, ada kemungkinan muncul sejumlah usulan terkait sosok yang akan diusung mendampingi Ical. akan tetapi, fokus dari Rapimnas itu tetap akan fokus dalam konsolidasi pemenangan pemilihan umum 2014. 
"Kalau bermunculan usulan untuk mengusung calon wakil presiden, itu sepenuhnya tertuang pada hak peserta Rapimnas, tapi fokusnya tetap pemenangan pemilu," ujarnya. 

Untuk diketahui, Golkar sempat menyatakan niat untuk menggaet Mahfud MD sebagai cawapres mendampingi Ical. Selain Mahfud, Golkar juga tertarik untuk memelajari dua tokoh lain yang dianggap potensial. Yakni Meneg BUMN Dahlan Iskan, dan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo Alasan Golkar tertarik meminang salah satu dari ketiga tokoh tersebut adalah karena ketiganya berasal dari etnis dengan populasi terbanyak. 

Khusus untuk Pramono, alasannya adalah karena memiliki latar belakang militer sehingga dianggap sangat cocok mendampingi Ical. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung meminta Ical mempertimbangkan cawapres yang memiliki latar belakang dari suku Jawa. Alasannya adalah karena mayoritas masyarakat pemilih berada di Pulau Jawa.

Para tokoh yang muncul di pemilihan presiden 2014, nanti dapat dipastikan semua dari kubu sekuler, dan trackrecordnya sudah sangat jelas. Artinya, tidak ada yang dapat diharapkan akan dapat menjadi faktor perubah bagi masa depan Indonesia. Mungkin masa depan Indonesia akan lebih terpuruk lagi, pasca pemilu 2014 nanti, melihat munculnya tokoh dan partai politik yang menguasai jagad politik Indonesia. af/hh

 


latestnews

View Full Version