View Full Version
Jum'at, 22 Nov 2013

2 Rekomendasi Munarman Kepada SBY Soal Penyadapan

JAKARTA (voa-islam.com) - Direktur An Nahsr Institute , Munarman SH merekomendasikan 2 hal kepada pemerintah soal penyadapan Badan Intelijen Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pertama, Indonesia harus mengusir Duta Besar Australia. Kedua, Densus 88 harus diperiksa oleh pemerintah karena merekalah yang paling bertanggung jawab atas insiden penyadapan ini.

Menurut Munarman, aksi intelijen antar negara termasuk kegiatan penyadapan sudah lazim dilakukan. Namun, apabila kegiatan itu terbongkar, mestinya negara yang disadap harus bersikap tegas. ”Harusnya diusir itu Dubes Australia dari Indonesia,” tegas Munarman kepada Kiblatnet di kantornya, di bilangan Jakarta Pusat pada Kamis, (21/11/ 2013) kemarin..

Munarman dengan tegas menuding Densus 88 sebagai pihak yang paling bertangungjawab atas penyadapan tersebut. ”Densus 88 bertanggungjawab atas penyadapan itu karena dia ujung tombak penyadapan itu,” ujar advokat dan mantan ketua umum YLBHI ini.

Alasan yang diutrakan Munarman, alat-alat dan fasilitas yang digunakan oleh Densus 88 itu merupakan bantuan dari Australia dan Amerika. Kemudian, NSA -lembaga intelijen AS-, melalui satelitnya bisa menyadap melalui alat yang diberikan. Melalui alat-alat itu, bukan saja pejabat negara, semua rakyat indonesia juga bisa disadap.

Karenanya, Munarman mendesak agar intelijen Indonesia bereaksi dengan memeriksa Densus 88 yang menjadi alat utama penyadapan itu. Karena, Densus 88 itu dibantu oleh Australia dan Amerika. Lewat itulah mereka menyadap pejabat-pejabat itu.

Bukan hanya itu saja, Munarman juga menambahkan agar Presiden SBY mewaspadai Densus 88 yang sudah menjadi agen Australia dan Amerika di Indonesia. Jika SBY mau marah jangan hanya memutuskan kerjasama militer dengan pihak-pihak yang melakukan penyadapan, tapi juga harus memarahi Densus 88. Bahkan Panglima Komando Laskar Islam ini merekomendasikan agar Densus dibubarin dan alat-alat sadapnya mesti disita. [PurWD/Kiblatnet/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version