JAKARTA (voa-islam.com) Informasi keributan antara oknum thoghut TNI dan Polri ternyata salah kaprah, bantahan atas pemberitaan yang beredar di media massa nasional membuat fakta menjadi bias, lalu yang sahih bagaimana?
Dalam satu minggu terakhir terjadi 3 kasus yang membawa nama TNI bertarung dengan oknum Polri, tapi sayangnya salah kaprah, berikut klarifikasi beritanya:
1. Kasus Karawang, diberitakan anggota TNI tidak mau ditilang akhirnya terjadi pengeroyokan massal dan merusak pos polisi,
Faktanya: Kejadian yang sebenarnya oknum Brimob menggoda istri anggota TNI hingga terjadi pengeroyokan dan perusakan.
2) Kasus Jakarta Timur, diberitakan belasan oknum anggota kopassus tertangkap basah nyabu oleh satnarkoba polres Jakarta Timur,
Faktanya: Sebenarnya hanya 1 anggota kopassus (tidak belasan) itupun tidak memakai narkoba melainkan menyamar untuk membongkar jaringan narkoba di Jakarta Timur ( dan sudah dibuktikan dari tes urin hasilnya negatif). Pihak Polda Metro jaya telah meminta maaf kepada Danjen Kopassus dan meminta senjata anak buahnya yang berhasil direbut Kopassus dikembalikan.
3) Kasus penyanderaan WNA, diberitakan pelakunya adalah TNI dan meminta tebusan.
Faktanya: kejadian sebenarnya bukan TNI melainkan seorang pengangguran dan tukang service AC bermodalkan KTA palsu.
4) Apa maksud semua ini? Media tidak melakukan klarifikasi informasi ke narasumber. Sehingga preseden buruk ini perlu dirubah dan seleksi ketat untuk merekrut penulis freelance dan jangan main - main dengan nama institusi pemerintahan bila kurang paham. Dampaknya luas sekali, media memberi berita tidak akurat dan tidak sesuai dengan fakta.
5) Kasat Narkoba Utang Minuman Keras hingga Ratusan Juta