View Full Version
Ahad, 24 Nov 2013

Aburizal Bakri Sedang Bermimpi Menjadi Presiden Indonesia?

Jakarta (voa-islam.com) Sudah banyak pemimpin dan tokoh politik yang berjanji ingin mensejahterakan rakyat Indonesia, tetapi kenyataan dan prakteknya, semua hanya “ngapusi” (menipu) rakyat belaka.

Sejak sesudah Indonesia merdeka, sampai hari ini, sudah berkali-kali ganti presidien, dan semuanya berjanji akan membuat rakyat sejahtera. Tetapi, tak ada satupun pemimpin atau presiden Indonesia yang mampu membuat rakyat sejahtera alias makmur.

Tentu, pertama-tama yang makmur “gemah ripah loh jinawe-toto tentrem”, hanyalah segilintir orang yang berkuasa, dan yang dekat dengan kekuasaan. Karena itu, di zaman Soeharto, dikenal dengan istilah “KKN”, (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Di mana elite kekuasaan sudah masuk lembah jurang KKN.

Di zaman SBY yang berkuasa, dan pernah mengatakan “tidak kepada  korupsi”, justru menjadi “rajanya” korupsi. Karena, banyak elite Partai Demokrat, melakukan tindak pidana korupsi.

Sekarang di tengah gemuruhnya, partai-partai yang sudah ancang-ancang memasuki “perang baratayudha” pemilu 2014, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) mengatakan, Golkar telah membangun suatu grand desain dalam pembangunan Indonesia mendatang, cetusnya.

Grand desain itu merupakan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) partai Golkar yang digelar sejak Jumat (22/11/2013) hingga Sabtu (23/11/2013), yaitu 'Visi Negara Kesejahteraan 2045'.

"Rapimnas ini telah mengesahkan suatau kerja besar, blueprint Visi Negara Kesejahteraan Negara 2045, untuk dipakai sebagai bahan acuan dari semua kader partai kedepan," ujarnya dalam pidato penutupan Rapinas Golkar, Sabtu (23/11/2013) malam.

Menurutnya, visi yang dihasilkan Rapimnas itu akan dicapai bertepatan dengan satu abad Indonesia merdeka. "Konsep itu menjangkau waktu 2045 ketika Indonesia memasuki satu abad, 100 tahun Idonesia merdeka," katanya.

Sama seperti halnya Soeharto yang membuat "Repelita" (Rencana Pembangunan Lima Tahun), ujungnya hanyalah bencana bagi rakyat Indonesia. Selama Repelita yang mendapatkan berkah dari dari "Repelita" Soeharto hanyalah sejumlah konglomerat Cina yang sekarang menguasai 80 persen asset ekonomi Indonesia.

Mungkin 30 tahun lagi Indonesia sudah habis tinggal nama, karena Indonesia sudah menjadi milik asing, dan kedaulatan Indonesia hanya tinggal nama.

Golkar sejak lengsernya  Soeharto, tidak ada tokohnya yang berhasil menggenggam kekuasaan, kecuali, Habibi dan Jusuf Kalla, itupun hanya sebentar.

Jusuf Kalla menjadi wakil presiden bukan diusung Golkar, tetapi diusung oleh koalisi partai politik yaitu Demokrat, PBB, dan PKS. Sementara itu, Habibi menjadi Presiden tahun l999, karena situasi "post major", sesudah Soeharto digulingkan.

Apakah ARB akan menjadi presiden mendatang di 2014? Sangat sulit dan mustahil. Karena friksi di internal elite Golkar terlalu kental, dan mereka saling menjegal. Masih ditambah dengan tertangkap tangannya Ketua MK Akil Mochtar oleh KPK. Atas dugaan suap dan pencucian uang. Akil adalah kader Golkar. Ini akan memilliki efek "damage" (merusak) terhadap Golkar. Sedangkan pemilu 2009, suara Golkar hanya tinggal 14 persen.

Belum lagi kalau Gubernur Banten, Ratu Atut, menjadi tersangka. Ini menjadi bencana bagi Golkar. Padahal, Banten tinggal satu-satunya wilayah di Jawa, di mana Golkar masih memiliki suara. Belum lagi Lapindo? Jika Ratu Atut tergerus oleh korupsi, maka ini semakin kecil peluangnya ARB bermimpi menjadi presiden Indonesia.af/hh


latestnews

View Full Version