View Full Version
Selasa, 03 Dec 2013

Tuduh Angkat Isu Syiah Bagian Operasi Intelejen Harus Datangkan Bukti

Sukoharjo (voa-islam.com) - Dalam Islam seseorang tidak boleh sembarang menuduh. Adanya hadd qadzaf, bukti bahwa tuduhan tanpa bukti adalah dosa besar. Begitu juga tuduhan terhadap siapa yang mengangkat isu Syi’ah adalah bagian operasi intelijen juga haruslah mendatangkan bukti. Demikian yang disampaikan Ustadz Mas’ud Izzul Mujahid, Lc. kepada voa-islam.com usai menjadi pembicara dalam bedah buku Ayatur Rahmaan Fii Jihadis Suriah, di Sukoharjo, Ahad (/12/2013) kemarin.

“Orang yang menyatakan jika ada yang mengangkat isu Syiah sebagai bagian dari operasi intelejen maka ia harus membuktikan pernyataannya tersebut,” tegasnya.

Ustadz Mas’ud melanjutkan, statemen yang disampaikan seorang tokoh adanya operasi intelijen dalam mencuatnya isu Syi’ah di masyarakat hanya akan memecah belah persatuan ummat Islam.

Bahkan penulis buku Ayatur Rahmaan Fii Jihadis Suriah ini menyatakan, “pernyataan ada operasi intelijen tersebut merupakan perkataan yang amat berbisa serta berbahaya bagi kaum muslimin.”

Beliau menambahkan bahwa para Ulama dan tokoh Ummat Islam jelas telah mengangkat isu Syiah sejak dahulu, semisal KH. Hasyim Asyhari, pendiri ormas Islam terbesar Nahdhatul Ulama.

“Kiai Hasyim Asy’ari jauh- jauh hari sudah mengangkat tentang bahaya Syiah,” tuturnya lagi.

Di Jawa Timur, ada Habib Zein Al Kaff, seorang tokoh NU juga mengingatkan ummat akan bahaya Syiah.

Tidak tertinggal tokoh-tokoh di kota Solo seperti DR. Mu’in dan KH Abdullah Manaf Amin. Bahkan tokoh nasional seperti KH Kholil Ridwan dan DR. Adian Husaini pun sangat tegas dalam hal ini.

Sehingga pernyataan siapa yang mengangkat isu Syiah adalah bagian operasi intelejen maka secara tidak langsung menuduh para ulama dan tokoh-tokoh ini sebagai orang yang terkena operasi intelejen. Jelaslah pernyataan yang lebih mirip kepada tuduhan itu adalah ucapan yang berbisa.

Mengomentari fenomena bangkitnya kaum muslimin terkait Revolusi Suriah, Ustadz Mas’ud menyatakan ini indikasi yang baik bangkitnya semangat ukhuwwah Islamiyah dan Wala’ wal Baro’.

“Dahulu ketika bergolak Afghanistan, Somalia, Bosnia, Checnya, dukungan ummat Islam pada waktu itu tidak segegap gempita sebagaimana yang terjadi setelah munculnya Revolusi Suriah,” tuturnya.

Tentang pentingnya mengikuti gejolak yang terjadi di bumi Syam Suriah, “Revolusi Suriah telah menjadi revolusi pembeda antara munafik dengan muslim itu sendiri.”

Sehingga beliau menilai orang yang terindikasi memiliki hubungan dengan Syi’ah atau Iran akan memiliki sikap berbeda dengan lembaga-lembaga yang konsent membantu saudara-saudara muslim di Suriah. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version