PADANG (voa-islam.com) - Subhanallahu, luar biasa sikap Aisyiah yang mengembalikan bantuan Lippo Group, hal yang sama juga dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada peletakan batu pertama pembangunan RS Siloam dan Lippo Superblock, Jumat 10 Mei 2013, pihak Lippo Group memberikan bantuan kepada tiga lembaga. Masing-masing dibantu Rp50 juta. Tiga lembaga yang dibantu tersebut, yakni Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand), Aisyiah Sumatera Barat dan LKAAM Sumatera Barat. Unand dan Aisyiah telah mengembalikan bantuan tersebut.
Namun, beberapa hari setelah peletakkan batu pertama, rencana investasi senilai Rp1,2 triliun tersebut mendapat sorotan keras dari MUI dan Ormas Islam. Diduga kuat investasi tersebut membawa misi misionaris yang sangat membahayakan bagi akidah anak cucu masyarakat Sumatera Barat ke depan.
Setelah banyak mendapat sorotan dan menjadi polemik di masyarakat, maka Unand dan Aisyiah Sumatera Barat mengembalikan bantuan itu. Dekan Fakultas Kedokteran Unand Dr dr Masrul MSc SpGK, mengatakan bantuan dari Lippo tersebut telah dikembalikan FK Unand sejak beberapa bulan yang lalu, tak lama setelah bantuan itu diterima dan keberadaan investasi tersebut menjadi polemik di masyarakat.
“Bantuan itu sudah lama dikembalikan, tidak lama setelah peletakan batu pertama,” ujarnya. Namun ketika ditanya kenapa ia mengembalikan bantuan tersebut, Masrul tidak mau mengatakan alasannya. Ia hanya menjawab, “Sudahlah, itu bukan rezeki kita,” katanya di Padang kemarin.
Sementara itu Pimpinan Wilayah Aisyiah (PWA) Sumatera Barat mengembalikan bantuan senilai Rp50 juta tersebut ke pihak Lippo Bank, Jumat 31 Mei 2013. Alasan pengembalian, karena mendatangkan polemik dan sumbernya meragukan, sehingga hukum bantuan itu menjadi syubhat. Beranjak dari itu, maka bantuan tersebutpun dikembalikan ke pihak pemberi bantuan. “Karena bersifat syubhat maka dikembalikan,” kata Ketua (PW) Aisyiyah Sumatera Barat Meiliarni Rusdi, beberapa waktu lalu.
Sementara itu Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar mengaku tidak menerima bantuan dari Lippo Group. “Sampai saat ini LKAAM Sumbar tidak pernah menerima bantuan dari Lippo Group saat peletakan batu pertama,” kata Sekretaris Umum LKAAM Sumbar, Syamsiri Malin Mulie.
Peletakan batu pertama investasi Lippo Superblock di Jl Khatib Sulaiman dilaksanakan, Jumat, 10 Mei 2013 yang lalu. Itu ditandai dengan pemencetan sirine oleh Ketua DPD RI Irman Gusman, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Walikota Padang Fauzi Bahar, Menko Kesra Agung Laksono, Kepala BNPB Syamsul Maarif, Preskom Lippo Group James T Riyadi, Presiden Lippo Theo Sambuaga, mantan Gubernur Sumbar Azwar Anas dan Ketua Dewan Syuro Hilmi Aminuddin.
Beberapa hari setelah peletakan batu pertama, langsung muncul penolakan dari berbagai Ormas Islam atas investasi Lippo Group itu. Pemicunya, karena James T Riyadi disinyalir memiliki agenda besar berupa misi misionaris dengan sasaran masyarakat Minangkabau. Hal itu didasari latar belakang James Riyadi sebagai pengusaha yang menjadi misionaris nomor satu di Indonesia. Dugaan itu juga didukung oleh banyak informasi di berbagai media, baik di internet dan banyak literature buku. Apalagi di sejumlah daerah investasi yang sama juga ditolak karena persoalan yang sama.
Penolakan dari Ormas Islam itu pun terus membesar seperti bola salju. Sebagai dampaknya, hingga kini investasi senilai Rp1,2 triliun itu belum bergerak sama sekali. Semak pun telah tumbuh dan meninggi di lahan seluas lebih kurang 1,5 hektar tersebut. [dimas/ahmad/voa-islam.com]