PAPUA (voa-islam.com) - Ditengah gembar gembor SBY dan petinggi kepolisian tentang akan adanya aksi teror menjelang Natal dan tahun baru, aksi teror di depan mata justru kembali terjadi. Aksi teror yang jelas-jelas sangat menggangu keamanan dan seolah tidak tersentuh hukum itu merupakan yang keempat kalinya yang terjadi selama empat hari berturut-turut.
Seperti dilansir Vivanews aksi teror penembakan kali ini sasarannya bukan lagi karyawan PT Freeport, melainkan rombongan pejabat keamanan yang tengah meninjau areal Freeport guna melihat pos-pos keamanan disepanjang lokasi tambang. Peninjauan dalam rangka mencari lokasi pos keamanan yang strategis tersebut juga diikuti oleh para petinggi Freeport dan kepolisian.
Aksi teror tersebut terjadi pada hari Kamis (12/12/2013) siang saat bus yang membawa rombongan Komandan Korem 174 Merauke, Brigjen Bambang Heryanto pulang menuju Timika setelah melakukan peninjauan. Saat melintas di Mile 42,5 rombongan bus tersebut ditembaki oleh teroris tak dikenal dari arah kanan dan kiri jalan.
Aksi penembakan tersebut dibenarkan oleh juru bicara Polda Papua AKBP Pujo Sulistyo. “Penembakan oleh orang tak dikenal memang kembali terjadi di areal Freeport. Sasarannya rombongan Danrem,” ujarnya.
Bus yang mengangkut rombongan pun terkena tembakan. “Kendaraan yang terkena tembakan adalah bus armor nomor 140-323, tepat pada moncong bus sebelah kanan depan tembus kabin di atas sopir,” kata Pujo.
“Meski ditembak, kendaraan rombongan tetap melaju menuju pos di Mile 40, kemudian menuju Timika,” ujarnya.
Meski tidak ada korban dalam peristiwa tersebut, tapi peristiwa ini semakin menambah daftar aksi teroris yang seolah tak pernah tersentuh hukum di wilayah Papua, khususnya di areal pertambangan PT Freeport saja.
Sebelumnya tiga kali berturut-turut terjadi teror penembakan oleh orang tak dikenal sejak Ahad di areal tambang PT Freeport antara Mile 40-41.
Pada hari Ahad (8/12/213) satu mobil yang dikemudikan anggota TNI ditembaki orang tak dikenal. Mobil tersebut ditembaki dari sisi kiri dan kanan jalan di Mile 41 Timika.
Hari Senin (9/12/2013) gerombolan bersenjata juga menembaki sebuah mobil milik PT Kuala Pelabuhan Indonesia di Mile 41.
Kemudian pada hari Selasa (10/12/2013) siang sekitar pukul 12.40, mobil Freeport LWB bernomor lambung 01-4758 juga diberondong tembakan saat melintas diantara Mile 40-41.
Meski aksi penembakan terus terjadi hingga kini aparat keamanan belum menangkap satupun pelaku yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Aksi teror menjelang Natal dan tahun baru
Di hari yang sama terjadinya penembakan presiden SBY mengeluarkan pernyataan bahwa ada elemen-elemen yang akan menggangu keamanan dan ketertiban saat Natal nanti, berdasarkan laporan dari Kepala Polisi RI Jenderal Sutarman, terkait pengamanan jelang perayaan Hari Natal dan Tahun Baru 2014.
"Ada elemen-elemen yang merancang gangguan keamanan dan ketertiban di tempat-tempat tertentu," kata SBY sebelum bertolak ke Jepang, di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 12 Desember 2013.
Meski tak merinci laporan itu, SBY menyatakan, Kepolisian sudah menguntit elemen itu dan mencegah teror yang direncanakan. "Ini membuktikan bahwa mungkin seolah-olah berkaitan dengan pemilu, padahal tidak," ujar dia.
Menurut SBY, perayaan keagamaan apa pun harus dijamin keamanannya agar para penganutnya bisa menjalankan ibadah dengan aman, tentram, dan penuh kebahagiaan. SBY mengatakan, saat ini adalah tahun politik dan menghangatnya situasi politik sudah terasa.
"Kalau menghangatnya situasi politik berkaitan dengan pemilu, itu wajar," ujar dia. Karena itu, SBY menambahkan, yang terpenting sekarang adalah menyerukan kepada para elite dan politikus agar tetap bisa menahan diri. "Ada batas kepatutan dalam kampanye pemilu agar rakyat tidak jadi korban," tambahnya.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman mengatakan jajarannya sudah memantau adanya terduga pelaku yang berencana melangsungkan aksi teror berkaitan dengan perayaan Hari Natal dan tahun baru 2014.
"Kami sudah memonitor adanya pelaku terorisme ke daerah tertentu dan pelakunya sudah diikuti," kata Sutarman, di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 12 Desember 2013.
Sutarman tak merinci jenis teror yang dipersiapkan terduga pelaku yang sudah dikuntit polisi. Namun, menurut dia, ada pergerakan tertentu dari terduga pelaku teror itu dari satu daerah ke daerah lain. "Kemungkinan dia merakit bahan peledak dan sebagainya."
Ia mengatakan, beberapa wilayah yang menjadi target dari terduga pelaku teror, antara lain Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, Jakarta, dan sejumlah daerah lain. Karena itu, Sutarman berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
"Sepanjang dia tidak melakukan tindakan, kami tidak melakukan tindakan hukum," ujarnya. "Tapi kalau dia melakukan kegiatan merencanakan penyerangan terhadap target, itu yang kami harus lakukan pendekatan hukum". (an/viva)