SURAKARTA (voa-islam) - Sepekan lalu, tepatnya hari Sabtu (21/12/2013) bertempat di Ruang Seminar Gedung Nurul Huda Islamic Center UNS, Gema Pembebasan Soloraya sebagai sayap pergerakan mahasiwa Hizbu Tahrir Indonesia mengadakan Refleksi Akhir Tahun dengan mengambil tema “Tidak Sejahtera, Indonesia Mau Dibawa Kemana” . Menghadirkan tiga pembicara: Joni Kartikno (Aktivis GP UMS), Ir. Muhammad Rodhi (Dosen dan Wakil Ketua DPRD Surakarta) dan Fendi E. Wahyudi (Dosen FISIP Undip Semarang), acara yang baru pertama diadakan tersebut berhasil menyedot perhatian mahasiswa yang hampir memenuhi seluruh kursi ruangan yang disediakan panitia.
Maka kemarin, Ahad (29/12/2013) DPD II HTI Soloraya melanjutkan refleksi akhir tahun yang sama di Gedung IPHI, Baron, Laweyan dengan tema “ Rapot Merah Penguasa Sekuler”. Nampaknya HTI tidak mau melepaskan momen jelang tahun 2014 yang biasanya akan dirayakan dengan hura-hura oleh para pejabat negara dan masyarakat yang terus dibodohi. HTI seolah memberi pesan kuat kepada masyarakat tentang keadaan hidup bernegara yang semakin mengarah kepada status Negara Gagal.
Dalam makalahnya, DR. Margono, S.Si, M.Si menggambarkan fakta betapa kebobrokan praktek politik sekuler yang dilakukan penguasa Orde Reformasi ini. Dia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan bawaan model politik demokrasi. Kekuasaan diperebutkan sebagai sesuatu prestise sosial yang menghantarkan kehidupan mewah. Sementara proses pendidikan anak bangsa malah memperlihatkan gambaran suram yang diwarnai dengan penyalahagunaan narkoba, free sex dan tawuran.
... Potret kehidupan sosial budaya dan keagamaan dibawah kegelapan (zhulumat) sistem demokrasi sekular semakin menggelisahkan...
Sugeng Hermanto, SE, Ak. MM sebagai pembicara lainnya tidak kalah sengit. Dengan tema makalah “Kejamnya Ekonomi Kapitalis”, dia mengungkapkan data yang membingungkan. Saat keterpurukan ekonomi, majalah Forbes Asia memunculkan 50 orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan Rp. 1.111,5 trilyun. Sistem pebankan ribawi juga telah menggelembungkan nilai uang dengan inflasi yag sangat tinggi (selama tahun 2013 mencapai 9,2 %).
Potret kehidupan sosial budaya dan keagamaan dibawah kegelapan (zhulumat) sistem demokrasi sekular semakin menggelisahkan. Tingginya angka perceraian, maraknya kasus KDRT, melangitnya angka pelacuran hingga mewabahnya HIV/Aids jadi realitas yang tidak bisa dipungkiri. Demikian yang dipaparkan Ustadz Utsman Zahid As Sidany, pengasuh PP Nahdhatul Mu’alimat, Kauman Surakarta. Diakhiri dengan doa dan takbir, panitia dan peserta acara menegaskan cita-cita mereka bahwa bangsa ini hanya akan berjaya dengan sistem Islam dan bukan selainnya apalagi demokrasi yang sangat jelas kebathilannya. (Abu Fatih/voa-islam)