View Full Version
Jum'at, 03 Jan 2014

Ali Fauzi : 5 Alasan Tak Akan Ada Bom Teroristainment di Indonesia

SURABAYA (voa-islam.com) - Sebelumnya Kompolnas menyatakan bahwa dalam penggerebekan teroris di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/12/2013) malam lalu menjadi sebuah tanda 'kado' tahun baru dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Hal tersebut disampaikan anggota Komisioner Kompolnas, Edi Hasibuan di Jakarta, Kamis (2/1/14).

Pihak kepolisian sudah mengindikasikan akan adanya ancaman terorisme saat penyelenggaraan pergantian tahun 2013 ke 2014 itu. Dari hasil penggerebekan di Ciputat, tim menemukan sejumlah bom rakitan, 7 buah granat rakitan hitam, 3 granat pipa besi, 2 bom sumbu hitam serta bahan-bahan untuk bom rakitan seperti potasium nitrat, arang hitam, black powder. Bahan ini dituding akan digunakan sebagai bahan baku bom di Jakarta Night Festival 17 Januari 2013 mendatang.

Pengakuan Polri semakin janggal karena pelaku yang di maksud sudah di tangkap yakni Nurul Haq sejak 16 September 2013, atau 3 bulan sebelum dibunuh dalam drama sinteron 'Tukang Jagal Densus 88 Naik Pangkat' pada 31 Desember 2013 yang baru lalu. 

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Slamet Riyanto mengatakan, salah 1 pelaku yakni Nurul Haq telah ditangkap oleh polisi. “Si Jeck sudah kita tangkap. Untuk konfirmasi berikutnya, nanti lagi. Saya masih ada acara,” kata Slamet Riyanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (16/9/2013).

Nurul Haq diduga oleh polisi sebagai pengemudi sepeda motor dalam kasus penembakan terhadap empat polisi di Tangerang Selatan (Tangsel) awal september 2013 yang lalu.

Ali Fauzi yang merupakan adik Amrozi ini tak senada dengan klaim Polri, pasalnya ia membuktikan pada malam Natal di Indonesia secara umum zero tidak ada ledakan bom, bukan tidak bisa, karena memang tidak ada ahlinya.

Namun Polisi dan Densus belum puas rupanya dan akhirnya sepekan berselang dari Natal langsung siapkan kado bagi kaum kristen dan penguasa sebagai di tandaskan Kompolnas.

Lalu apa pendapat Ali Fauzi?

Mantan pentolan dan instruktur perakit bom Jamaah Islamiyah (JI) yang di malam Natal telah melakukan observasi di sejumlah wilayah di Surabaya?

Ali Fauzi yang baru pulang dari Surabaya Rabu (25/12/2013) sekitar pukul 03.00 WIB usai melihat  kondisi dan penjagaan oleh Polda Jatim di wilayah Surabaya  diakuinya memang benar – benar ekstra. Dan upaya itu diacungi jempol karena Jatim aman.

”Istilahnya,  sampai semutpun tidak ada kesempatan untuk bisa lewat karena penjagaan yang total dikerahkan Polda Jatim semalam,”kata Ali Fauzi.

Menurut Ali Fauzi yang juga  mantan kombatan Mindanau  seperti yang diungkapkan kepada Surya Online,  Rabu (25/12/2013) siang , setidaknya ada 5 faktor tidak terjadinya  ledakan  bom jenis apapun oleh kelompok teroris yang ada.

Dalam pengamatanya, 5 faktor yang menyebabkan sampai tidak ada ledakan bom, yakni yang pertama kurangnya stok detonator oleh kelompok mereka. Bahan peledaknya  diyakini masih mudah mendapatkannya, tapi itu semua tidak bisa dimanfaatkan kalau tanpa pemicu detonator.

”Kalau bahan peledak masih banyak  dan itu bisa dibeli di toko – toko kelontong,”tandasnya.

Sedang faktor kedua adalah upaya peledakan  itu tidak mendapat simpati dari kelompok – kelompok senior dari kelompok mereka sendiri, seperti yang ada Afgan dan Moro, karena banyak korban yang ditimbulkan dari umat Islam sendiri.

Faktor lain yang ketiga yaitu, tidak lagi ada perakit bom yang handal dari kelompok anak muda yang  saat ini sedang diburu Densus 88 Anti Teror. Dan keempat  adalah  para tenaga profesional dari kelompok yang ada  sekarang masih berada dalam tahanan.

“Kan tenaga profesional perakit bom kelompok mereka  sekarang ini  masih dalam tahanan  yang berwenang, yakni pemerintah,”ungkap Ali Fauzi, adik kandung Amrozi Bomber Bali.
 
Kelima adalah kurangnya kemampuan oleh kelompok yang ada sekarang, sehingga banyak kejadian sebelumnya, bom  yang dibawa meledak secara prematur sebelum berhasil diledakkan di titik tujuan.

Bukti riil itu bisa diambil contoh seperti yang terjadi di moro, Beji Bogor dan Tambora.

‘’Semuanya meledak secara prematur. Ujungnya  mereka takut dengan kekurangan yang tidak mereka kuasai,” ungkap Ali Fauzi.

Ditambahkan, para tenaga profesional perakit  bom kelompok  yang  saat  masih dalam tahanan pemerintah Indonesia dan ada yang mau  berakhir masa tahanan pada awal 2014,  Ali Fauzi  belum berani mengumbar pengamatannya akankah ada peledakan pada 2014.

”Saya belum bisa katakan, tapi  kita tunggu aja,” tandas Ali Fauzi.

Ia juga menyatakan berat sebelah hukuman bagi para pelaku koruptor dan terduga teroris, Pak Abraham Samad anda jangan main-main...mosok koruptor milyaran cuma divonis 1,5 tahun. Sementara mantan anak buahku yang cuma bawa peluru 15 butir vonis 15 tahun, awas kuwalat.

Jika dihitung kerugian negara akibat ulah teroris 'buatan densus 88' dengan ulah koruptor yang telah tertangkap tangan merugikan triliunan rupiah ini, mana yang lebih besar ya? Anda bisa menilainya [surya/syam/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version