SURAKARTA (voa-islam) – Ditemui pasca kajian di Joglo Ar Rahmah, Laweyan, Surakarta pada hari Ahad (5/01/2014) kemarin, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat, KH. Syuhada Bahri menyoroti pembantaian Densus 88 di Ciputat terhadap 6 orang muslim yang diduga teroris. Saat ditanya soal itu, beliau berkata,” Saya kira yang patut kita sesalkan itu adalah cara penanganan yang tidak manusiawi!”
Menanggapi alasan bahwa bahwa mereka, para terduga teroris itu bersenjata hingga kepolisian mengambil tindakan extra judicial killing, menurut beliau Detasemen Khusus yang terlatih dengan baik mestinya sangat paham bagaimana cara-cara (penanganan yang baik, red). Pada kesempatan lain, Ustadz Abu Rusydan selaku tokoh yang sering diasumsikan sebagai ‘Amir’ Jama’ah Islamiyah, langsung menyebut pembantaian 6 muslim tersebut sebagai tindakan kezholiman yang luar biasa.
... Kapolri ngawur dan memang cara berfikir ust. Abu pasti berbeda dengan Kapolri. Jadi apa saja yang difikirkan ust. Abu pasti Kapolri tidak akan cocok. Karena landasan berfikirnya sudah juga berbeda..
Sedangkan berkenaan ungkapan Kapolri, Jend. Pol. Sutarman bahwa Ust. Abu Bakar Ba’asyir menghalalkan perampokan melalui buku Tadzkirohnya. Ust. Abu Rusydan dengan tegas menyatakan bahwa Kapolri ngawur dan memang cara berfikir ust. Abu pasti berbeda dengan Kapolri. Jadi apa saja yang difikirkan ust. Abu pasti Kapolri tidak akan cocok. Karena landasan berfikirnya sudah juga berbeda. Mestinya untuk memahamami tulisan ust. Abu memakai landasan berfikir ust. Abu (sebagai da’i,red).
KH. Syuhada Bahri menanggapi hal yang sama diatas, bahwa tuduhan perampokan yang dilemparkan terhadap 6 muslim yang dibantai itu hanyalah upaya untuk lebih mempertajam atau memperkeji tuduhan Polisi. “ Jangankan merampok, merokok saja mereka (para terduga ‘teroris) sudah mengharamkan, saya tidak yakin itu. Jangan-jangan siapa yang merampok lain tapi dituduhkan kepada mereka ...”begitu tandas beliau.
Sebagaimana diketahui, buku Tadzkiroh yang dibagi-bagikan gratis kepada aparatur negara oleh JAT Media Center semata-mata sebagai aktualisasi rasa kasih sayang Ustadz Abu sebagai seorang pendakwah. Beliau sendiri sudah harus mempertahankan keyakinan yang diperjuangkannya dengan hukuman penjara.
Namun nampaknya, pihak penguasa sudah lupa diri bahwa mereka tidak akan selamanya hidup di dunia dan bisa berbuat seenaknya. Karena di akherat, kita dan mereka juga kelak akan mempertanggungjawabkan semua fikiran, perilaku dan tindakan selama diberi nikmat hidup di dunia kepada Alloh Rabbul ‘Alamiin. (Abu Fatih/voa-islam)
Baca Juga:
1.Kasih Sayang Ustadz Abu Bakar Baasyir Disalah-pahami Penguasa
2.Sutarman Tebar Fitnah, Buku Tadzkiroh Ustadz Abu Halalkan Rampok