JAKARTA (voa-islam.com) - Hujan sepanjang hari Minggu hingga Senin sejumlah wilayah di DKI Jakarta mengalami banjir. Ribuan rakyat atau warga DKI Jakarta dan Bekasi mengungsi dan meninggalkan rumahnya. Rumah mereka terendam banjir dan tidak lagi dapat ditinggali. Mereka harus mengungsi di berbagai fasilitas bangunan milik pemerintah dan masjid.
Dampak banjir dipastikan mempengaruhi roda ekonomi ibukota. Sentra-sentra ekonomi menjadi berhenti. Aktifitas penduduk tak berjalan. Karena beberapa ruas jalan terputus. Sehingga menghambat mobilitas penduduk dari satu wilayah ke wilayah lainnya di DKI.
Dampak banjir ini membuat arus barang juga terhambat. Dengan terhambatnya arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, maka dampak ekonominya sangat terasa dan ini menimbulkan kerugian sangat besar secara ekonomi.
Pengamat ekonomi, Jeffry Wurangian menyatakan, pemerintah baik pusat dan Pemprov DKI harus pro-aktif mengatasi dampak banjir yang terjadi di DKI. Menurut Jeffry, banjir lebih banyak diakibatkan kondisi tata kota yang semrawut. Sebagai ibukota di mana sebagai pusat perekonomian, Jakarta seharusnya memiliki sistem penanggulangan bencana yang sistemik dan konfrehensif.
"Seharusnya wilayah-wilayah yang menjadi sentra ekonomi di ibukota sudah dapat terbebas dari banjir. Paling tidak, ada sistem penanggulangan untuk bencana, seperti banjir," tambah Jeffry. Hal senada juga dikatakan Kepala Auditoriat BUMN Tiurlan Simatupang. Ia menilai dampak banjir di ibukota cukup serius.
Menurut Tiurlan, banjir telah menghentikan aktivitas beberapa pelaku ekonomi. "Jelas kerugiannya besar sekali. Lihat saja berapa banyak orang yang tidak bisa masuk kerja hari ini. Dan jangan lupakan UKM yang berbasis industri rumah," ungkap Tiurlan. Diungkapkannya, gangguan aktivitas akibat banjir, hampir terjadi disetiap lapisan masyarakat. Sehingga kegiatan ekonominya terganggu hari ini, tambahnya.
Padahal, menurut pra-kiraan cuaca dari BMG. "Persoalan banjir membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Seharusnya kader-kader parpol yang berada di pemerintahan mampu bersinergi," tukas Tiurlan.
Di tempat-tempat penampungan korban banjir kondisi ribuan warga DKI sangat memprihatinkan, dan sebagian sudah mulai terkena penyakit. Seperti mereka yang tinggal di sepanjang bantaran kali Ciliwung, mengalami kondisi yang sangat buruk. Inilah yang diterima rakyat miskin, habis hura-hura tahun baru masehi, sekarang mereka menderita akibat banjir.
Di Bekasi, banyak wilayah yang terkena banjir, dan sampai sekarang tempat tinggal mereka masih terendam banjir. Perlu adanya perhatian luas masyarakat membantu meringankan penderitaan mereka yang terkena musibah banjir itu.
Namun, dampak dari perubahan iklim global mempengaruhi iklim dan cuaca di Indonesia. Wilayah di Indonesia sangat luas yang terkena dampak perubahan iklim global ini. Termasuk banjir di mana-mana. Di Amerika musim dingin mencapai puncaknya hingga, mencapai titik beku minus 52 derajat celsius.
Tentu yang paling parah terkena dampak banjir di sepanjang Bengawan Solo yang hulunya sampai ke kota Bojonegoro, Jawa Timur. Di Jawa Tengah, kota Purworejo juga terendam banjir. Musibah di mana-mana. Bantulah saudara kita Muslim yang terkena musibah di manapun mereka berada. Karena hakikatnya Muslim itu satu tubuh. Bila bagian salah satu bagian tubuhnya, terasa sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit. Af/ihh