View Full Version
Ahad, 19 Jan 2014

Malaysia Usir Dubes Vatikan Karena Mendukung Kata Allah

KUALA LUMPUR (voa-islam.com) Para aktivis Islam di Malaysia menuntut digantinya dubes pertama Vatikan di Malaysia, karena ia mendukung penggunaan kata Allah oleh non-Muslim.

Kelompok-kelompok Muslim di Malaysia tidak bisa menerima tindakan Vatikan yang secara terang-terangan dengan mengganti dubes mereka itu, sebagai bentuk campur tangan ke dalam internal Malaysia.

Anggota kelompok Gerakan Perkasa dan Jati melakukan protes di depan kedutaan Vatikan di Kuala Lumpur menuntut dipulangkannya Uskup Agung Joseph Marino. Kelompok ini mengatakan permintaan maaf Marino tidak cukup untuk memperbaiki kesalahannya, Jum'at, 17/1/2014.

"Joseph Marino adalah duta besar persona non grata di Malaysia. Ia tidak dinginkan di sini dan harus meninggalkan Malaysia," kata pemimpin Perkasa, Datuk Ibrahim Ali seperti dikutip New Straits Times.

Kelompok ini mengajukan memorandum protes pada kedutaan Vatikan. "Kami secara serius mendesak agar utusan Vatikan menarik diri secara sukarela dari Malaysia, karena pernyataannya yang tidak bijaksana dan tidak dapat diterima, yang menyebabkan kemarahan dari komunitas Muslim," demikian antara lain bunyi memorandum itu.

Marino -yang tiba di Kuala Lumpur sekitar enam bulan lalu- belum lama ini mengatakan Federasi Kristiani Malaysia mengajukan alasan "logis dan dapat diterima" terkait argumen untuk penggunaan kata Allah dalam Kitab Injil berbahasa Melayu dan dalam literatur lain.

Pernyataannya memicu protes dari komunitas Muslim dan Marino mengajukan permintaan maaf melalui Menteri Luar Negeri Seri Anifah Aman. Ia mengatakan bahwa tidak bermaksud ikut campur dalam masalah dalam negeri Malaysia.

Negara Malaysia secara tegas dalam konstitusinya, bahwa Islam sebagai agama negara. Karena itu, Malaysia melindungi Islam, dari segala kemungkinan yang dapat merusak dan menghancurkan agama itu. Di Malaysia tidak boleh agama Kristen, menyebarkan agama mereka di tengah-tengah masyarakat, tidak ada acara-acara telivisi tentang agama Kristen. Berbeda dengan Indonesia.

Walaupun, Indonesia mayoritas (90 persen) penduduknya beragama Islam, golongan Kristen dengan bebas mengkristenkan pemeluk Islam melalui berbagai sarana yang mereka miliki. Termasuk melalui media, seperti telivis. Karena Indonesia dipimpin para pemimpin sekuler yang menjadi kaki tangan panjajah Barat. bbc/afg.

 


latestnews

View Full Version