JAKARTA (voa-islam.com) - Anas Urbaningrum membeberkan pertemuan dirinya dengan mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Joyo Winoto. Pertemuan itu dilakukan pada 2008 di Istana Cipanas bersama SBY. Ini merupakan sentuhan Anas terhadap Presiden SBY.
Itu dibeberkan Anas saat menjadi saksi di persidangan Tipikor Jakarta dengan terdakwa Deddy Kusdinar. Anas ditanya oleh Jaksa apakah pernah bertemu dengan mantan Kepala BNP tersebut? "Pernah bertemu pada 2008 dengan pak Joyo Winoto di Istana Cipanas waktu itu diudang pak SBY persiapan 2009," kata Anas saat dikonfirmasi JPU KPK, Selasa (21/1/2014).
Joyo oleh Nazaruddin disebut terlibat dalam kasus Hambalang. Joyo mengeluarkan sertifikat tanah Hambalang yang dulu terhambat sehingga proyek Hambalang tidak bisa dijalankan. Anas mengatakan, pertemuan di Istana Cipanas dalam rangka suksesi 2009. Saat ditanya lagi, Anas menjawab. "Untuk pemilu," kata Anas.
Dibagian lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut ada gerakan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas. Menurut SBY, gerakan itu sudah masuk ke KPK.
Itu dikatakan ketua umum Partai Demokrat tersebut dalam bukunya berjudul "Selalu Ada Pilihan" yang diluncurkan pada Jumat (17/1/2014) di JCC, Senayan, Jakarta.
"Memang sudah cukup lama saya mendengar dari pihak-pihak yang selama ini bisa dipercaya ucapannya bahwa ada gerakan untuk 'salah tidak salah' Ibas harus diperiksa oleh KPK," kata SBY dalam bukunya itu.
Elemen ini diakuinya masif. Bahkan, tidak hanya bergerak di luar saja. Namun, informasi yang diperoleh SBY, gerakan ini sudah menjalar masuk ke KPK dan diduga ada orang dalam KPK yang turut memainkan gerakan 'periksa Ibas' ini.
"Konon, upaya ini sudah menerobos ke elemen tertentu di KPK. Tentu saya sangat meragukan kebenaran berita ini yang menggambarkan seolah ada elemen dalam tubuh KPK yang ikut 'bermain", tutur SBY lagi dalam buku tersebut.
SBY menjelaskan gerakan seperti ini adalah upaya untuk mengadu domba dirinya dengan KPK. Bahkan, ada juga pandangan yang diperoleh SBY bahwa gerakan ini untuk menjebak. "Alasannya, dipanggil saja Ibas oleh KPK, misalnya menjadi saksi siapa pun dan untuk kasus apap pun, maka runtuhlah sudah kewibawaan saya sebagai presiden," tandas SBY.
Desakan ini terus digulirkan. SBY menyebut terus dieksploitasi yang juga ditujukan ke Partai Demokrat untuk menghabisi dan melenyapkan partai bentukan SBY ini. "Kalau hal ini benar, politik kita telah memasuki era hitam dan gelap." Demikian SBY.
Presiden SBY benar-benar sedang “galau” kalau KPK sampai menyentuh Ibas. Sementara itu, Presiden SBY sudah mempersiapkan Prof.Yusril Ihza Mahendra menjadi pembela Ibas. *Inilah/afg.