JAKARTA (voa-islam.com) - Demokrasi di Indonesia semakin menampakkan tingkat bobroknya, model porno resmi masuk Daftar Caleg Tetap (DCT) Pemilu 2014.
Adalah Destiya Purna Panca dikenal di dunia modeling dengan nama Destiara Talita, seorang model majalah dewasa resmi mejadi calon legislatif dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di pemilu 2014.
Menurut sebuah sumber, Destiya sudah malang melintang di dunia model hot sejak tahun 2011 lalu. Dia pernah jadi model berbagai majalah dewasa seperti FHM dan Popular.
Di usia yang baru genap 25 tahun ini Destiya memilih masuk jalur politik. Destiya yang tinggal di Jati Asih, Bekasi, ini memilih bergabung dengan partai Bang Yos.
Di website KPU, Destiya Purna Panca telah terdaftar sebagai caleg nomor urut 6 dari dapil Jabar VIII. Daerah pemilihan ini meliputi Kabupateng Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kota Cirebon.
Pengakuan Destiya, dirinya sudah meminta izin ke ketua PKPI Sutiyoso perihal pekerjaannya yang umbar aurat. Bang Yos, demikian Sutiyoso disapa, sudah memberi izin Destiara menyelesaikan kontrak pemotretan sampai akhir Desember 2013.
"Setelah saya daftar (caleg ke PKPI), saya ditemui sama Bang Yos. Saya bilang posisi saya jadi model dan masih terikat kontrak sampai akhir Desember 2013. Bang Yos bilang tidak masalah asal jangan vulgar saja," kata dara 25 tahun yang masih single ini.
Ditanya soal hal ini Ketua Umum PKPI Sutiyoso menuturkan Destiya bukan caleg unggulan. Namanya masuk menjadi caleg PKPI pada saat partai ini membutuhkan caleg perempuan.
"Dia datang dan mencalonkan, kebetulan calon wanita yang ada rontok satu. Kalau hari itu tidak diganti maka seluruh caleg Dapil 8 tereliminasi karena kuota perempuan tidak terpenuhi 30%," jelas Bang Yos.
Dalam berkas profil caleg yang diserahkan ke KPU, Destiya menulis lengkap pendidikannya dari SD sampai SMA di Bekasi. Dia menulis kuliah hukum di Universitas Esa Unggul.
Mengomentari pencalegan artis porno ini, Facebooker Deny Agustiono berkomentar, “Dalam sistem demokrasi, yang banyak suara yang menang. Kalo yang porno banyak suara, ya bisa menang. Dan kalo yang bersih tapi sedikit suara, ya akan kalah. Jadi kalo mau tetep pake demokrasi, ya itu resikonya.” [PurWD/dbs/voa-islam.com]