View Full Version
Selasa, 28 Jan 2014

Apakah PKS Akan Memegangi Ekor Sapi atau Bergantung ke Beringin?

JAKARTA (voa-islam.com) - Pemilu 2014 belum berlangsung sudah terjadi saling pendekatan atau penjajagan politik antara pimpinan partai. Tentu, semua tujuannya sebagai prolog, jika kemungkinan pasca pemilu nanti terjadi koalisi diantara partai-partai yang ada. Tentu, pendekatan-pendekatan itu, semuanya tak lepas dari politik dagang “sapi”.

Jauh sebelumnya, sudah ada  keinginan dari sejumlah tokoh partai-partai Islam yang menggagas koalisi partai-partai Islam. Namun, ide tersebut dipandang sebagai ide yang tidak berguna.

Padahal, banyak kalangan Islam yang menginginkan partai-partai Islam bersatu dan bergabung menjadi satu barisan. Memenangkan calon presiden dari kalangan partai Islam, tetapi semuanya kelihatan itu hanya sebuah mimpi.

Dahulu berbagai kalangan menginginkan PKS sebagai partai Islam menjadi lokomotif partai-partai Islam, dan melakukan perubahan atau perbaikan kenegaraan, terutama terciptanya “good governance” (pemerintah yang baik).

Tetapi justru PKS masuk pemerintahan SBY, dan sekarang cenderung ke tengah dan tidak membawa partai-partai Islam atau partai berbasis massa Islam lebih ke kanan (Islam),  tetapi cenderung menjadi lebih ke tengah, bahkan ke kiri (sekuler).

Hal ini nampak langkah yang dilakukan oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta yang akan melakukan safari politik ke Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. "Kami juga Insya Allah berusaha untuk berkomunikasi dengan Bu Megawati," ujar Anis di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Meski, masing-masing parpol akan bertarung di Pemilu 2014, namun hal itu tidak serta merta menutup tali silaturahim antar pimpinan parpol. Mantan Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan, pertarungan di Pemilu 2014 nanti itu biasa, tetap dinikmati, namun silaturahim juga tetap harus dijaga, ucap Anis.

"Kontestasi politik Pemilu 2014 mesti dipandang sebagai sesuatu yang menyenangkan, dimana soal kemenangan dan kekalahan adalah suatu keniscayaan. Kami ingin asik-asik saja. Menang kalah itu biasa dalam politik," jelas Anis.

Anis mengatakan, silaturahim antara pimpinan parpol tidak harus membahas soal koalisi. Sebab komunikasi politik lebih penting dilakukan. "Komunikasi untuk konsolidasi pemikiran, meski tidak harus berujung koalisi," tegasnya.

Dalam pengakuannya seperti yang dimuat di PKS Piyungan, Anis mengatakan, bahwa :

"Suatu saat ketika masih duduk di bangku kelas 3 SMP saya berkunjung ke rumah seorang kawan dan menemukan buku ttg biografi Soekarno.. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat.. yg ditulis oleh Cindy Adam.. menjadi perkenalan intelektual pertama saya dengan Bung Karno .. Saya menamatkan buku itu selama liburan sekolah.. mungkin krn faktor usia sy lbh tertarik dng proses pembentukan intelektualitas Bung Karno", cetus Anis.

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) mengakui pertemuannya dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu, di antaranya membicarakan tentang politik tetapi tidak menyinggung koalisi. Menurut informasi Presiden PKS Anis Matta juga telah bertemu dengan Aburizal Bakrie.

Sebaliknya, Megawati berani menegaskan jati diri PDIP sebagai partai ideologis, bukan partai yang bergantung kepada tokoh, dan perjuangannya semata-mata bukan hanya ingin merengkuh kekuasaan, tetapi bertujuan menegakkan cita-cita yang bersumber dari ideologi partai (Soekarnoisme).

Di tengah-tengah tekanan dari kalangan yang memiliki kepentingan menaikkan Jokowi sebagai calon presiden, tetapi Mega tetap bisa bersikap tegas dan menegaskan sikapnya tentang partai ideologi.

Sementara itu, partai-partai Islam justru menjadi partai yang tidak jelas “kelaminnya”. Apakah ia merupakan partai Islam atau partai sekuler, atau mungkin menjadi partai "bukan-bukan". *dsb/afg.


latestnews

View Full Version