JAKARTA (voa-islam.com) - Fenomena Jokowi yang begitu mempesonakan sebagian masyarakat hingga digadang-gadang untuk maju sebagai capres pada 2014 ini tak ubahnya seperti SBY di tahun 2004. SBY yang banyak diharapkan oleh masyarakat pada pemilu 2004, namun kenyataannya setelah menjadi presiden hingga saat ini, hasil dari 10 tahun era kepemimpinannya dinilai mengecewakan.
Rakyat kita trauma dengan SBY, yang penuh pesona namun amat buruk kinerjanya dan lembek sekali, bakal defisit prestasi alias gagal total. SBY gagal sudah, buktinya utang menggunung, rupiah ambruk Rp12.000 dan harga sembako melambung tinggi, energi makin langka dan mahal, korupsi merajalela. SBY gagal, Jokowi diyakini juga bakal gagal karena dia tidak lebih baik dari SBY. Buktinya kasus banjir dan macet DKI sudah nyata sekali.
Peneliti mengatakan, jika maju sebagai calon presiden, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dikhawatirkan dan diyakini berakhir seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu terungkap dalam forum diskusi "Inilah Demokrasi" yang digelar salah satu media online di Jakarta, Selasa (4/2/2014) sore.
Konsultan politik Hasan Nasbi menilai, sejak era kemerdekaan, Indonesia selalu mempunyai pemimpin yang awalnya banyak diharapkan oleh masyarakat. Soekarno sebagai founding father diharapkan dapat membawa Indonesia yang baru merdeka maju sebagai bangsa yang berdaulat.
Lepas Era Bung Karno, Soeharto juga diharapkan membawa Indonesia menjadi negara yang makmur dan sejahtera. “Namun, kenyataannya itu berakhir, harapan itu tidak terwujud,” kata Hasan.
Harapan yang sama kembali muncul pada era SBY. Dukungan kepada SBY pada tahun 2004, menurut Hasan, tak kalah jauh dengan dukungan untuk Jokowi sekarang ini. Namun, kata dia, terbukti dua periode kepemimpinan SBY tidak mampu membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik.
“Saya khawatir fenomena Jokowi yang didukung banyak orang sekarang ini akan berakhir serupa dengan SBY,” ujarnya seperti dilansir Kompas.com
Hal senada disampaikan calon anggota legislatif DPR dari Partai Golkar, Misbakhun. Fenomena lahirnya figur SBY, menurut dia, lahir dari drama pencitraan yang luar biasa.
“Tubuhnya sangat presidensial. Lulusan terbaik. Skenarionya sudah siap, semua ditata dengan baik. Bahkan saya dengar teks pidatonya tidak boleh lewat satu tarikan napas. Tapi apa yang terjadi dengan bangsa? Menurut saya SBY gagal,” katanya.
Oleh karena itu, Misbakhun khawatir Jokowi yang saat ini dipuja-puja nantinya akan gagal seperti SBY. Dia pun mengingatkan publik untuk dapat memilih presiden dari kemampuan yang dimiliki, bukan karena pencitraannya di media saja.
“Kita harus belajar dari fenomena SBY. Jangan lagi kita memilih pemimpin melihat citranya saja,” tegasnya. (an/Rima)