YOGYAKARTA (voa-islam.com) – Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), salah satu lembaga intelektual dan keulamaan berbasis pemuda, segera hadir di Yogyakarta. MIUMI yang sebelumnya telah eksis di tingkat nasional dan berbagai daerah, akan melebarkan sayap perjuangannya ke Yogyakarta. MIUMI DIY akan dideklarasikan pada hari Sabtu (8/2) di Gedung PDHI Yogyakarta.
“MIUMI lahir sebagai wujud amanah dan tanggung jawab intelektual ulama terhadap kesinambungan risalah keilmuan, perjuangan dan dakwah,” ujar Ustadz Ridwan Hamidi, Lc, M.PI, ketua MIUMI DIY dalam rilis yang dikirim ke redaksi voa-islam.com (Kamis, 06/02/2014).
Lahirnya MIUMI juga sebagai respon terhadap problematika multidimensi, berupa krisis akidah dan akhlak, kelemahan ilmu dan kerancuan pola pikir, serta merosotnya otoritas ulama dan kepemimpinan umat dan bangsa.
Selain itu, derasnya arus liberalisasi dan maraknya aliran menyimpang yang mengancam akidah dan persatuan, memerlukan revitalisasi lembaga dan penyatuan potensi intelektual dan keulamaan. “Untuk itu, berbagai unsur intelektual dan ulama muda bergabung untuk memperjuangkan kokohnya akidah, meningkatkan ilmu pengetahuan dan membangun persatuan umat dan bangsa melalui lembaga ini,” ujar Ustadz Ridwan Hamidi.
Lembaga ini mengusung slogan: “Untuk Indonesia yang lebih beradab”. “MIUMI memiliki visi menjadi wadah pemersatu para intelektual dan ulama muda Indonesia dalam membangun peta perjuangan menuju kejayaan Islam,” tambah Ustadz Ridwan.
Menurut Ustadz Fathurahman Kamal Lc, M.S.I, Wakil Ketua MIUMI DIY, lembaga ini akan bekerja dengan konteks keistimewaan Jogja dan kemajemukannya. Sejarah panjang Yogyakarta tidak bisa terlepas dari keluhuran nilai Islam yang diajarkan para ulama. “Sangat keliru jika ada anggapan bahwa Islam menjadi masalah bagi kemajemukan Yogyakarta,” ujar Ustadz Fathurahman.
Sejarah keistimewaan Yogyakarta tidak dapat dipisahkan dari kejayaan Islam dalam sejarah panjang Kasultanan Mataram dan peran sentral para ulama dan wali. “Posisi masjid-masjid Patok Negoro menjadi bukti historis kuatnya pengaruh Islam dan Ulama, bukan saja pada tataran kekuasaan, tetapi juga dalam konteks kemasyarakatan,” tambah Ustadz Fathurrahman.
MIUMI DIY akan berjuang mendakwahkan Islam dengan spirit intelektual dan keulamaan di Yogyakarta.
. . . Lahirnya MIUMI juga sebagai respon terhadap problematika multidimensi, berupa krisis akidah dan akhlak, kelemahan ilmu dan kerancuan pola pikir,. . .
Ustadz Jazir ASP, ulama sepuh di DIY sangat mendukung kehadiran MIUMI di Kota Gudeg. “Harapannya MIUMI memberi kontribusi besar bagi ummat, dengan menjadi perekat, pengikat serta pembimbing, dan tidak justru menjadi tambahan beban bagi umat,” ujar Ustadz Jazir.
Menurut beliau, kekhasan Jogja yang ayom dan ayem dengan ukhuwah dan kebersamaan dalam menghadapi permasalahan ummat hendaknya juga menjadi salah satu jiwa MIUMI DIY. Diharapkan berbagai unsur ulama, intelektual dan tokoh muda di DIY dapat terwadahi dalam kepengurusan maupun kegiatan.
Pengukuhan pengurus MIUMI DIY akan dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal MIUMI Pusat, Ustadz Bachtiar Nasir, Lc,MM pada hari Sabtu tanggal 8 Februari 2014 di Gedung PDHI Yogyakarta. Acara pengukuhan akan dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Kepala Kemenag DIY, Ketua MUI DIY, berbagai tokoh masyarakat dan pimpinan ormas Islam se-DIY.
Sebagai rangakaian acara pengukuhan pengurus MIUMI DIY akan digelar Tabligh Akbar dengan tema : “Bekerja untuk Islam”, bersama Ustadz Bachtiar Nasir Lc, MM, Sekjend MIUMI Pusat, di Masjid Kampus UGM jam 15.00-18.00 WIB. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis.
Intelektual dan ulama Muda yang tergabung dalam MIUMI DIY diantaranya adalah : Ridwan Hamidi Lc, M.P.I, MA, Fathurahman Kamal Lc, M.S.I, Sigit Yulianta, Nanung Danardhono PhD, Beny Abdurrahman S.Pd.I, M.P.I, Syatori Abdur Rouf, Muhammad Agung Bramantya PhD, Alfi Syahar,MA, Mohammad Fauzil Adhim, Okrizal Eka Putra Lc, M.Ag, Ahmad Arif Rif’an, S.H.I, M.S.I, Salim A Fillah, dan Dr Subhan Afifi, M.Si. [PurWD/MIUMI/voa-islam.com]